RTK Mudahkan Kelahiran

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Dinas Kesehatan telah mendirikan 10 rumah tunggu kelahiran (RTK) khusus bagi ibu hamil.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Pupu Sari Rohayati mengatakan, pendirian RTK bertujuan untuk menekan angka kematian ibu dan anak saat melahirkan.

Selain itu, pelayanan ini mendekatkan akses kepada masayarakat ibu hamil yang akan membutuhkan proses melahirkan.

Menurutnya, keberadaan RTK tersebar di sejumlah kecamatan. Yang keberadaanya berdampingan dengan klinik atau puskesmas, maupun rumah sakit.

“Keberadaan RTK sangat dibutuhkan khususnya bagi ibu hail yang akan proses melahirkan,”jelas Pupu ketika ditemui di kantor Pemkab kemarin (27/4)

Selain iru, keberadaan RTk ini dapat meningkatkan pelayanan agar dapat dengan mudah dijangkau masyarakat khususnya wilayah pedesaan

Saat ini, sejumlah RTK sudah ada di beberapa desa pelosok, di antaranya Desa Cirawamekar dan Sumurbandung (Cipatat), Jayamekar (Padalarang), Galanggang (Batujajar), Singajaya (Cihampelas), Jatimekar (Cipeundeuy) dan Bojongsalam (Rongga). Selain itu, 12 RTK lainnya kini tengah dalam proses pendirian.

Para ibu hamil yang akan melahirkan nantinya dijemput petugas kesehatan setempat menuju RTK. Mereka bisa menempati RTK hingga menuju proses melahirkan.

Pemerintah menyediakan akomodasi bagi seorang pendamping ibu hamil dan menanggung biaya konsumsi maksimal selama lima hari.

“JIka waktu kelahiran sudah dekat, ibu tersebut akan dibawa ke instansi kesehatan yang waktu tempuhnya hanya 10 menit dari RTK. Jika perlu dirujuk ke rumah sakit, pemerintah juga akan menanggung biaya transportasinya,” ujar Pupu.

Sejak didirikan, RTK mendapatkan antusiasme masyarakat. Selama September kemarin, di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat saja, sudah ada sekitar 30 ibu hamil yang menempati RTK.

Keberadaan RTK membantu pelayanan persalinan lebih cepat. Pupu mengungkapkan, RTK merupakan bagian dari program Jaminan Persalinan. Sementara biaya persalinan ditanggung pemerintah melalui Kartu Indonesia Sehat, BPJS Kesehatan, dan Jamkesda.

Lebih jauh dia menambahkan, keberadaan RTK diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi di KBB yang masih tergolong tinggi.

Hingga September 2016, tercatat 24 kematian ibu dan 94 kematian bayi dari 21.507 kelahiran hidup. Sementara pada 2015, tercatat 40 kematian ibu dan 112 kematian bayi dari 28.380 kelahiran hidup.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan