Posyandu Wijayakusumah Wakili Jabar

Lebih lanjut Yossi mengatakan, langkah-langkah perencanaan sudah tercakup semua. Hanya tinggal bagaimana pengimplementasian di lapangan untuk ke depannya.

”Nitip pada para camat agar dipertahankan dan diperbaiki posyandu-posyandunya. Karena waktu hanya tinggal semingu. Tujuannya adalah bagaimana terbangun Posyandu yang kuat dengan kerjasama antar Pokjanal kecamatan sebagai pelindung dan pembina di kewilayahan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kadis DP3APM Dedi Sopandi mengatakan, rapat tersebut untuk melaksanakan assesment terhadap kebutuhan persiapan penerimaan tim rechecking nasional yang akan tiba pada 17 April 2017 medatang.

”Dari hasil lomba tingkat kota, Posyandu Wijaya Kusumah, RW 13, Kelurahan Sekeloa mewakili provinsi ke nasional dan akan dinilai melalui rechecking pada 17 April 2017. Sehingga perlu adanya dukungan dari kewilayahan lain untuk menyuskseskan kegiatan rechecking tersebut,” ujar Dedi.

Berkaitan dengan dukungan anggaran, Dedi memaparkan, pemerintah Kota Bandung telah memberikan dana sebesar Rp 150 juta sebagai sarana untuk propaganda.

”Salah satu kebutuhan yang penting pada kegiatan ini adalah propaganda berupa leaflet-leaflet dari dinas-dinas yang berkaitan langsung pada kebutuhan penyelenggaraan acara, seperti dinas kesehatan,” papar Dedi.

Dedi juga menambahkan, DP3APM telah membuat grand design dan megakumulasi data kondisi Posyandu di Kota Bandung. Dia berharap, nantinya dapat menjadi acuan pada peningkatan kualitas Posyandu di Kota Bandung.

”Untuk kelas madya, ada 565 unit, purnama 1.000 unit dan mandiri 412 unit. Harapannya semua Posyandu di Kota Bandung jadi mandiri dan dapat menjadi multi fungsi. Sehingga semua Posyandu di Kota Bandung berkelas juara seperti di Sekeloa,” tambahnya.

Untuk tingkat perkembangan Posyandu di Kota Bandung, Dedi memaparkan, total Posyandu per tahun sebanyak 1973 pada  2015, 1975 pada 2016 dan 1978 hingga Maret 2017. Sedangkan untuk kader, Dedi memaparkan, jumlah kader aktif sebanyak 16.156 pada 2015, 16.280 pada 2016 dan 16.318  pada 2017, dengan kader terlatih tahun sebanyak 76 persen.

”Peningkatan ini diharapkan berkembang seiring dengan peningkatan layanan, infrastruktur serta kehandalan kader Posyandu. Sehingga akan menghasilkan outcome yang optimal,” ujar Dedi.

Untuk inovasi, Dedi juga mengatakan ada banyak yang  baru. Di antaranya adalah pelayanan melalui smartphone bagi ibu dan anak. Seperti antar makanan bayi konsultasi dan kemitraan. Yakni, operasi dana usaha kesehatan masyarakat dan yang terbaru adalah pijat bayi, di mana ibu dapat memesan melalui whatsapp.

Tinggalkan Balasan