Setidaknya dibutuhkan lima helikopter dan empat pesawat angkut berat guna mewujudkan program tersebut. ”Pesawat dan helikopter itu akan digunakan untuk tol udara,” jelasnya.
Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1989 itu mengungkapkan, dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015 – 2019, TNI AU memang direncanakan bakal menerima lima helikopter dan empat pesawat angkut berat. Di samping membangun tol udara, TNI AU juga akan memperkuat Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8. Tujuannya tidak lain untuk mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia. ”Akan kami kaji lagi,” ucap dia.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, rencana memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU. Salah satunya dengan mengganti pesawat tempur F-5 Tiger dengan generasi terbaru. ”Kita berdoa semoga penerbang – penerbang F-5 Tiger segera mendapat penggati. Karena sudah s1,5 tahun tidak beroperasi,” ucap Gatot usai menghadiri peringatan HUT TNI AU ke-71.
Sementara itu, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi kemarin sore mendatangi Base Ops TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma. Dalam kunjungan singkat itu, Presiden mencoba menaiki sejumlah pesawat tempur yang terparkir. Salah satunya Sukhoi 27/30 Flanker.
Dari balik kokpit, presiden menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada para prajurit TNIAU. ’’Terima kasih telah menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah udara NKRI,’’ ujarnya. mengingat luasnya wilayah udara NKRI, butuh perlakuan yang khusus pula dalam mengamankannya.
Kemudian, Presiden juga meminta TNI AU menjaga profesionalitasnya sebagai prajurit. Selain menjajal pesawat, Presiden juga sempat mengikuti sesi foto bersama para prajurit. Mereka berbaris rapi dengan latar belakang pesawat-pesawat tempur yang baru saja tampil di langit Jakarta. Seusian rencana, penerbang pesawat tempur TNI AU turut unjuk kebolehan dalam peringatan HUT TNI AU ke-71 kemarin. (byu/syn/rie)