Perempuan Malah Cari Nafkah

’’Masa remaja ini adalah masa dimana mereka sedang belajar empati sosial. Mereka pasti mencari role model (panutan, Red). Jika role model mereka adalah ibu atau kakak yang menikah muda, tentu mereka secara tak sadar menggambar jalur itu dan memanggilnya takdir,’’ terangnya.

Karena itu, remaja perlu diberikan pemahaman bahwa realitas tak harus berjalan seperti yang di sekitarnya. Hal tersebut bisa dilakukan jika ada kelompok masyarakat yang aktif dalam memberi edukasi dan sosialisi terhadap remaja. ’’Harusnya, ada juga pemahaman ke orang tua tentang manfaat yang bisa didapat jika mereka tidak menikahkan putri mereka terlalu muda,’’ ungkapnya.

Fasilitator SAPA Institut Nonok Farida mengatakan, pihaknya pun berusaha untuk mengubah norma masyarakat terkait pernikahan usia anak-anak. Salah satunya, dengan membuat komunitas balai istri di beberapa desa. ’’Kalau dari luar mungkin tidak akan efektif. Tapi, kalau masyarakat disana saling berbagi dan menguatkan, itu lebih baik,’’ ungkapnya.

Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati pun menyatakan tegas bahwa praktik perkawinan anak termasuk bentuk kekerasan seksual. Hal tersebut dinyatakan sudah tertera jelas dalam undang-undang perlindungan anak. ’’Argumen perkawinan anak hanya karena khawatir anak melakukan hubungan seksual berarti orang tua menghindari tanggung jawab,’’ tegasnya. (bil/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan