jabarekspres.com, CIMAHI – Hampir setiap tahun, terhitung dari Tahun 2005 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cimahi terus meningkat. Penyakit yang disebabkan virus dengue itu akan menyerang sel-sel darah yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini pun dapat menyerang siapa saja dan kapan saja.
Seketaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi Fitriani Manan mengatakan jika tiga tahun berturut-turut terjadinya kasus DBD disuatu daerah maka daerah tersebut masuk endemis atau daerah tersebut disebut rawan DBD. Untuk Kota Cimahi sendiri lanjutnya, hampir setiap tahun terjadi peningkatan dalam kasus DBD ini.
”Setiap tahun di kelurahan ada kasus DBD jadi kalau endemis itu 3 tahun berturut-turut kasus DBD, tapi kita dari 2005 setiap tahun ada. Oleh karena itu maka kita harus waspada terus,” katanya, saat ditemui diruang rapat Dinkes Komplek perkantoran Pemkot Cimahi, Senin (20/3).
Menurut dia, untuk sekarang ini penyakit DBD bisa menyerang kapan saja karena sudah lagi tidak melihat musim, baik dimusim penghujan atau musim panas. Sehingga pihaknya akan melakukan tingkat kewaspadaan untuk mencegah terjadinya peningkatan kembali kasus DBD di 2017. Jika trend target Nasional harusnya jumlah kasus per 100 ribu penduduk itu dibawah 55 kasus. Tetapi untuk Kota Cimahi di atas 100 kasus.
Dari data yang diperoleh pada 2015 terjadi 797 kasus dengan kematian 5 orang, sehingga bila dibandingkan dengan jumlah penduduk maka insiden rednya sekitar 132 kasus. Dan pada 2016 terjadi kenaikan dengan jumlah 1036 kasus dengan kematian 6 orang.
”Yang kami takutkan pada 2017 kasus DBD ini akan meningkat, karena Januari saja sudah terlaporkan ada 40 kasus walau pun memang untuk kasus sekarang belum ada laporan kematian, mudah-mudahan sampai akhir tahun tidak ada,” ujarnya.
Untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus DBD di Kota Cimahi, Dinkes Kota Cimahi meluncurkan program gerakan satu rumah satu jumantik yang artinya pada setiap rumah ada satu anggota keluarga yang ditugaskan memeriksa jentik. Sehingga nantinya kader-kader hanya akan bertugas memonitor tidak memantau lagi.
Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi Program Gertak (Gerakan serentak) rumah kami bebas jentik. Dimana Masing-masing kader akan bertugas memantau di RW dan Kelurahan yang berbeda bukan di tempat dirinya tinggal.