Selamat Jalan Kiai! KH Hasyim Muzadi Disalati 28 Kali

Sejumlah ulama memimpin salat jenazah di Malang. Di antaranya KH Sholahudin Wahid (pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang), KH Marzuki Mustamar (pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Gasek), dan KH Chamzawi (Rais Syuriah PC NU Kota Malang).

”Indonesia kehilangan salah satu tokohnya. Beliau tidak pernah lupa memikirkan bangsa ini. Kita harus meneladaninya dan siap menjadi penerusnya,” ungkap KH Sholahudin Wahid usai menjadi imam salat jenazah.

Hadir untuk memberi penghormatan terakhir kemarin, di antaranya Gubernur Jatim Soekarwo yang ikut mengantar jenazah di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh. Demikian juga Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana serta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim KH Abdusshomad Buchori.

Usai disalati, ada prosesi upacara secara militer. Ini sebagai penghormatan karena kiai berusia 72 tahun itu sebagai dewan pertimbangan presiden (wantimpres) serta kontribusi besarnya terhadap negara. Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana menjadi inspektur upacara.

Setelah upacara militer, peti jenazah yang tertutup bendera merah putih tersebut langsung dibawa menuju Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh untuk menuju pemakaman di kompleks Pesantren Al-Hikam II Depok, Jawa Barat. Iringan kalimat tahlil menggema sepanjang jenazah diberangkatkan dari rumah duka hingga menuju bandara.

Putra pertama KH Hasyim, Abdul Hakim menjelaskan, jenazah ayahnya sengaja dimakamkan di Depok karena sudah memberi wasiat. ”Jauh-jauh hari sebelum beliau sakit sudah berpesan jika nanti wafat agar dimakamkan di sana. Sebab, ada pondoknya juga,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya KH Hasyim Muzadi. Ini disampaikannya saat menjadi inspektur upacara pada pemakaman Almarhum di Taman Makam Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Kamis (16/3).

JK mengatakan, upacara pemakaman secara militer itu dilakukan sebagai penghormatan dan penghargaan pemerintah atas jasa, darma bakti dan pengabdian Alm pada bangsa dan negara semasa hidupnya.

”Kepergian almarhum sungguh memberi kesedihan mendalam bagi kami semua, khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan. Namun sebagai umat beragama yang percaya pada kekuasaannya, kita harus dapat menerima dengan ikhlas, karena kepergian almarhum sudah kehendak Allah SWT,” tutur JK dalam sambutannya mewakili pemerintah.

Tinggalkan Balasan