bandungekspres.co.id, Bandung – Rupanya William Overtoom agak sulit beradap tasi dengan iklim Indonesia. Bahkan dia mengaku sempat ingin pingsan saat menjalani sesi latihan yang dipimpin asisten pelatih Asep Sumantri di Lapangan Lodaya, kemarin pagi (28/2).
Willie-sapaan akrabnya—diketahui tidak dibawa ke Samarinda untuk melakoni leg pertama semifinal Piala Presiden 2017 melawan Pusamania Borneo FC (PBFC), Kamis mendatang (2/3).
”Kondisi fisik sya cukup baik tapi saya perlu beradaptasi dengan cuaca di sini. Di lima menit pertama tadi saya sedikit pusing, saya merasa ingin pingsan,” ujarnya.
Walaupun kini usainya sudah 30 tahun, namun dia yakin bisa mengatasi gaya permainan tim-tim yang ada di Indonesia. Pemain yang pernah mentas bersama Heracles Almeo di pentas sepak bola profesional Belanda ini optimistis kondisi fisiknya akan meningkat menjelang kompetisi nanti.
”Saya sudah 30 tahun saya tahu kecepatan para pemain dan bagaimana permainan di kompetisi ini berjalan, sampai sejauh ini saya menyukainya,” tuturnya.
Saat tim menjalani fase delapan besar melawan Mitra Kukar, pada Sabtu (25/2) lalu, Willie sengaja dibawa ke Solo. Dia ikut menyaksikan secara langsung laga yang dimenangkan Persib dengan skor 3-2 itu. Lantas bagaimana tanggapannya?
”Ya saya ada di Solo kemarin, saya lihat pertandingan cukup bagus dan teman-teman di sini juga baik-baik,” jelasnya.
Namun pemain asal Kamerun tak menampik ada perbedaan yang mencolok antara sepak bola Indonesia dengan Belanda. Di Indonesia levelnya lebih rendah, sementara di Belanda setiap pemain maupun tim berlomba-lomba ingin tampil di Liga Champion Eropa alias UEFA Champions League.
”Level taktik pun lebih tinggi (di Belanda) tapi saya ingin belajar hal baru dari orang-orang dan budaya baru. Itu lah yang buat saya datang ke sini,” pungkasnya. (ryt/rie)