bandungekspres.co.id, BANDUNG – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bekerja sama dengan para seniman bakal menggelar Festival Seni Bandung pertama pada 25 September- 25 Oktober 2017. Rencananya, Festival ini akan diadakan setiap tahun sebagai perayaan para pelaku seni dan budaya di Kota Bandung.
Direktur Eksekutif Seni Bandung Iman Soleh mengatakan, kegiatan tersebut salah satunya mentransformasikan sebuah kota menjadi panggung global. ”Dalam festival nanti, akan mempertunjukkan penampilan yang berkualitas, pameran-pameran dan kolaborasi dari seniman-seniman internasional juga local,” ujar Iman saat menggelar pers conference di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, kemarin (20/2).
Menurut dia, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan keterhubungan yang segar dan baru dari medan sosial seni dengan komunitas urban, melalui pendekatan kultural.
Seni Bandung #1 ini berjudul Air, Tanah dan Udara dipilih sebagai cara puitis untuk menunjuk unsur-unsur alam yang menjadi faktor pembentuk kehidupan kota.
”Kita harus mengakui bahwa gerak peradaban kota ini telah meninggalkan jejak perusakan pada alam. Banyak pihak baik unsur pemerintah, LSM, peneliti, ilmuwan yang menggeluti masalah lingkungan dalam hubungannya dengan kultur urban. Kegiatan ini akan menjalin kerjasama dengan pakar-pakar tersebut,” tutur Iman.
Dia menambahkan, genre seni yang hendak ditampilkan yakni seni tradisional, moderen juga kontemporer. Ruang yang digunakan mulai dari fasilitas milik pemerintah, maupun ruang seni yang diinisiasi warga, juga ruang umum.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan, Seni Bandung rencananya akan membidik karya-karya seni dan berbagai permasalahan aktual dengan cara melibatkan komunitas-komunitas dan warga kota.
Ada dua agenda yang akan dirumuskan Emil. Yakni pertama, merumuskan permasalahan perkotaan yang hendak dielaborasikan menggunakan pendekatan artistik. ”Perumusan ini akan diwujudkan dengan cara para seniman Seni Bandung diminta bergabung dengan sejumlah pakar yang menggeluti berbagai permasalahan kota,” ungkapnya.
Agenda kedua, merumuskan strategi bagaimana karya seni bisa berdaya di hadapan masalah-masalah aktual baik lokal ataupun global. Sehingga diharapkan masalah-masalah aktual ini dapat menginspirasi penonton untuk melakukan hal-hal positif yang bermanfaat.
Untuk mewujudkan agenda tersebut, Emil – sapaan Ridwan Kamil- telah membentuk lima komite. Yakni Komite Seni Rupa, Musik, Teater, Tari dan Sastra.