bandungekspres.co.id, GEDEBAGE – Hafidz Trijatnika, 26, seorang karyawan di Palembang terpaksa pulang ke kota kelahirannya di Bandung. Sudah seminggu, Hafidz mengaku kehilangan ibunya Yetty Resmiati, 60, tiba-tiba pergi meninggalkan rumahnya di Jalan Teluk Buyung Kaler no 91, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, pekan lalu.
Hingga kini, Nenek tiga anak itu belum diketahui keberadaannya. Hafidz menduga ibunya terjerat aliran dan ajaran sesat berkedok pesantren.
”Hari Minggu lalu, ibu pergi dari jam 07.00. Soalnya saat ayah saya bangun, ibu sudah tidak ada. Sorenya jam 16.00, ibu kirim pesan singkat. Isinya mau belajar ilmu agama,” ujar Hafidz kepada wartawan di Markas Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, kemarin (20/2).
Tak hanya pamit ingin menambah ilmu, kata Hafidz, ibunya pun meminta ayahnya untuk menceraikannya. Padahal, kata dia, ibu dan ayahnya tak pernah terlibat percekcokan. Apalagi bahtera rumah tangga yang dijalani orang tuanya itu sudah berlangsung puluhan tahun.
”Kakak saya sudah punya anak, saya juga sudah punya anak. Jadi aneh saja kalau minta cerai. Saya yakin ada hal yang tidak benar di belakang ibu saya. Seperti dihipnotis,” kata Hafidz.
Keyakinan Hafidz ibunya menjadi korban hipnotis untuk mengikuti aliran sesat berkedok pesantren bukan tanpa alasan. Sikap ibunya berubah sejak dua bulan terakhir, yang tadinya periang menjadi pendiam. Ibunya pun pernah kepergok melakukan komunikasi dengan seseorang setiap tengah malam.
”Anehnya ibu saya itu pergi tidak bawa apa-apa. Pakaian pun cuman yang dipakai waktu itu saja karena tidak pakaian di rumah yang dibawa,” kata Hafidz.
Hafidz mengatakan, keluarga sempat mengetahui keberadaan ibunya di daerah Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Setelah dicek, kata dia, ibunya sempat terlihat berbelanja di mini market di Kota Banjar Baru. Ibunya, kata dia, dikawal seorang wanita dan seorang pria.
”Katanya kasir sama tukang jualan di parkiran ibu saya memang belanja, tapi selalu dikawal dua orang itu. Jadi kayak bukan belanja pada umumnya. Seorang wanita usianya 20 tahunan manggil ibu saya dengan sebutan mamah,” ujar Hafidz.