bandungekspres.co.id, MILAN – Memiliki dua rider berstatus juara dunia memang men-jadi dilema bagi tim Yamaha MotoGP. Saat Jorge Lorenzo hengkang ke Ducati, di satu sisi mereka merasa kehilangan pembalap tangguh. Namun, di sisi lain, bos tim Lin Jarvis sangat lega. Layaknya meng-hirup udara segar setelah bertahun-tahun berkutat dengan konflik internal yang sangat menguras tenaga dan emosi.
Meski demikian, bulan madu yang sekarang dirasakan tim pabrikan Hamamatsu, Jepang, itu diprediksi tidak bertahan lama. Banyak pengamat yang percaya bahwa perayaan ulang tahun ke-22 Vinales pada 12 Januari lalu ber-sama Rossi adalah yang pertama dan terakhir.
Jarvis tak mau berspekulasi mengenai prediksi itu. Menurut dia, sejauh ini dua rider-nya saling menghormati, bahkan bersahabat. ’’Valentino selalu menjadi idola Maverick dan dia terus mengang-gapnya seperti itu. Jadi, kami tidak melihat adanya permusuhan di antara mereka,’’ ungkapnya sebagaimana dilansir Motorsport.
”Kalau nanti keduanya bertarung untuk memperebutkan gelar juara dunia, dinamikanya pasti berubah,’’ prediksi Jarvis.
Vinales pernah mengatakan bahwa konflik dengan Rossi hanya akan menguntungkan bintang Repsol Honda Marc Marquez. Tahun ini Marquez kembali menjadi favorit untuk mempertahankan gelar. Keberhasilannya musim lalu tak lepas dari konflik internal panas antara Rossi dan Lorenzo.
Mengenai pernyataan Vinales tersebut, Vittoriano Guareschi, pembalap senior Italia yang pernah berlaga di World Superbike dan pernah bekerja sama dengan Rossi di tim Ducati punya pendapat menarik. Menurut dia, Vinales adalah rider yang anti dengan Marquez. ’’Pasti, keduanya (Vinales dan Marquez) adalah dua rider (dengan karakter) yang sama. Maverick tidak merasa tertekan dan aku merasa keberadaan Valentino tidak akan me-mengaruhinya,’’ terangnya. (cak/c19/nur)