bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Sekitar tiga bulan, warga di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat mengeluhkan kekurangan air bersih yang bersumber dari mata air Cijangel. Padahal, mata air tersebut selama ini dimanfaatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Perdana Multiguna Sarana (PMgS). Akibat sulitnya mendapatkan air bersih tersebut, warga empat RW di Desa Kertawangi tersebut mendatangi Kantor Desa Kertawangi untuk memfasilitasi pertemuan dengan direksi PT PMgS selaku perusahaan milik pemerintah daerah yang memiliki izin pemanfaatan sumber air itu.
Ketua RT 04 Iman Mulyadi mengaku, selama tiga bulan lamanya, tiba-tiba air bersih sulit didapatkan. Padahal, sebelumnya saluran air tetap normal dan tidak sulit seperti saat ini. Selain di rumahnya, kata dia, terdapat 4 RW di Desa Kertawangi yang saat ini kekurangan air bersih. Padahal jarak sumber mata air Cijangel tidak jauh dari pemukiman warga. ”Tiba-tiba air saat ini tidak mengalir, bahkan kami sulit mendapatkan air bersih. Padahal, air dari pipa induk milik BUMD debitnya tinggi, tapi sampai ke rumah airnya kecil,” katanya kepada wartawan kemarin (7/2).
Menurut dia, saat PT PMgS pertama kali membangun pipa induk penyaluran air bersih, kebutuhan air bersih bagi warga Desa Kertawangi sudah berjalan normal. Namun, belakangan ini ada oknum warga yang malah memanfaatkan air dari pipa ini bukan untuk kebutuhan rumah tangga saja, melainkan malah diperjualbelikan.
”Dalam kesepakatan sebelumnya memang satu pipa induk digunakan untuk kebutuhan rumah tangga warga. Tapi ada warga yang malah menjual dan memakainya untuk kolam pancing. Akibatnya air ke rumah kita jadi kecil,” sesalnya.
Menanggapi keinginan warga yang ingin bertemu dengan direksi PT PMgS, Direktur Utama PT PMgS Edi Mukhlas menyambut positif bila warga ingin bertemu dengan direksi PT PMgS. ”Kami terbuka jika ada warga yang ingin bertemu dengan kami,” ungkapnya seraya menyebutkan BUMD ini merupakan milik negara. (drx/fik)