bandungekspres.co.id, JAKARTA – Setelah dipersiapkan lebih dari sepuluh tahun, pesawat N-219 akan segera terbang. Rencananya proyek kongsi antara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia (DI) itu menjalani tes terbang pada April mendatang Rencana uji terbang pesawat N-219 itu disampaikan Menristekdikti Muhammad Nasir di pertemuan Forum Rektor Indonesia (FRI) di Jakarta, baru-baru ini.
Nasir menyambut baik rencana uji terbang N-219 yang rencananya digelar April. ”Ini menjadi tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia,” ucapnya.
Sejak awal Nasir mendapat informasi bahwa N-219 bakal mulai diproduksi tahun ini. Uji terbang menjadi tahap penting dalam proses produksi pesawat berkapasitas 19 penumpang itu.
Fokus uji terbang nanti adalah pengujian sayap dan landing gear. N-219 masih menunggu sertifikasi rekomendasi dari Kementerian Perhubungan agar bisa mengudara.
Jajaran Kemenristekdikti berharap sertifikasi dari Kementerian Perhubungan dapat keluar setelah uji terbang dilaksanakan. Dengan demikian, pesawat jenis turboprop bermesin dua itu bisa menjadi kado spesial saat perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2017 di Makassar pada Agustus nanti.
Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan Gunawan Prabowo menuturkan, memang benar ada rencana uji terbang N-219 pada April nanti. ”Di jadwal kami setelah monev (monitoring dan evaluasi, Red) beberapa waktu lalu, rencana uji terbang terbuka antara April sampai Juni,” katanya.
Gunawan mengungkapkan, N-219 sudah bisa segera lepas landas untuk uji terbang. Untuk mempersiapkan uji terbang, saat ini tim teknis terus merampungkan pengerjaan. Di antaranya adalah menjalankan integrasi sistem. Misalnya, sistem perkabelan, motorik, serta aneka jenis sensor yang harus dipasang untuk keperluan uji terbang.
”Sistem perkabelan itu seperti memasang kabel-kabel di badan pesawat dan bagian kokpit,” jelasnya. Selain itu, tim gabungan Lapan dan PT DI terus menyempurnakan sistem landing gear supaya bisa menjalani pendaratan mulus saat uji terbang. Sistem landing gear harus sempurna untuk meredam getaran saat pendaratan. Selain itu, ada tes tangki bahan bakar untuk menjaga kebocoran.
Proyek besar pesawat N-219 dimulai pada 2006. Namun, anggaran baru disiapkan secara serius pada 2014. Sebagai perlaan, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pesawat yang dirakit di Bandung itu sekitar 40 persen. Secara bertahap, pada 4 sampai 5 tahun ke depan, TKDN pesawat dinaikkan menjadi 60 persen. (wan/c10/ang/rie)