CIHAMPELAS – Para eks pedagang kaki lima (PKL) Jalan Cihampelas sudah berpindah ke Skywalk atau Teras Cihampelas. Hari ini (1/2) warga Kota Bandung pun sudah bisa menikmati fasilitas ikon baru tersebut.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Bandung Priana Wirasaputra mengatakan, secara kontruksi, lokasi ini sudah selesai 100 persen. Sehingga PKL untuk bisa berbenah mempersiapkan dagangannya di tempat atau kiosnya masing-masing.
”Kami sudah melakukan pertemuan dengan 192 PKL kemarin (Senin, 30/1) malam, membahas mengenai penempatan Teras Cihampelas,” kata Priana kepada wartawan di Teras Cihampelas kemarin (31/1).
Priana mengungkapkan, Teras Cihampelas ini diharapkan berdampak kepada kemajuan usaha para PKL agar menjadi lebih baik. Dengan dipindahkannya para PKL tersebut, tentu akan ada pergeseran status usaha dari PKL ke mikro, mikro ke menengah.
”Saya harap, para pedagang akan lebih meningkat baik dari segi penghasilan sehingga akan lebih sejahtera,” ujar Priana.
Menurut salah seorang pedagang pakaian, Ade, 47, dorinya belum memindahkan barang dagangan ke atas skywalk Ini karena masih ada sebagian besar pedagang yang menentukan pemilihan kios.
”Para pedagang masih di kecamatan/kelurahan untuk pemilihan kios. Karena mekanismenya dikocok jadi belum bisa memindahkan dagangan,” akunya.
Ade menambahkan, nantinya kalau masing-masing pedagang sudah mendapatkan nomor kios, pedagang akan segera pindah ke tempat yang telah ditentukan.
”Kan masih ada waktu dua hari sampai Kamis. Jadi kami masih membereskan dagangan di bawah dulu supaya tidak susah menyusunnya,” pungkasnya.
Di tempat sama, pedagang lainnya, Suhendar, 53, berharap, akan banyak pengunjung. ”Kita hanya akan membayar untuk listrik, keamanan, dan kebersihan itu wajar. Cuman kalo ada biaya yang memberatkan seperti pungutan yang lain pasti kami akan kebingungan,” Katanya.
Dia mengungkapkan kebahagiannya punya tempat yang bagus dengan berbagai fasilitasnya. Namun dirinya merasa takut berjualan di lokasi barunya itu.
”Saya takut jika ada angin kencang, kemudian juga takut orang tidak mau naik ke atas. Kan yang membeli oleh-oleh ke toko biasanya sambil lewat suka beli di pinggir jalan. Kemudian jika di atas kan susah,” ujarnya.