KBB Kembali Tercoreng

KBB Kembali Tercoreng
Diet Ketat ala Beruang Madu
-Empat beruang madu terlihat kurus
-Dilansir DailyMail Australia, beruang tersebut memakan kotoran sendiri
-Pengelola menolak bantuan pakan dari Yayasan Scorpion
-Pada Mei 2016, gajah Yani juga mati karena tidak terurus
-Pemkot Bandung pernah mencoba alihkelola, namun ditolak pengelola
Data diolah
0 Komentar

”Kami selalu memberi makan pagi hari, siang dan sore hari. Mereka akan tidur nyenyak di kandangnya  selama asupannya cukup,” jelas Sudaryo.

Sudaryo memaparkan, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk memberi makan satwa dan menjaga kesehatan satwa di KBB. Tak hanya memberi makan dan menjaga kesehatan dan diberikan pemeriksaan dokter. Bahkan, perilaku satwa pun menjadi perhatian KBB.

Menurutnya, terkait dengan adanya tudingan beruang madu memakan fesesnya sendiri itu merupakan rekayasa yang dikarang oleh pihak pelapor. ”Saya yakin ada orang yang merekayasa semua ini. Yang ingin melemahkan citra pengelola KBB,” tandasnya.

Baca Juga:Bank Dunia Prediksi RI Tumbuh 5,3 PersenTembak Mati, Percepat Indonesia Bebas Narkotika

Sementara itu, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi Kebun Binatang Bandung yang lagi-lagi menuai berita kurang sedap. Setelah sebelumnya gajah Yani yang mati karena kondisi sakit, kini diberitakan kondisi buruk juga dialami oleh beruang hingga mengundang perhatian media internasional. Pemberitaan tersebut menuai berbagai kecaman dan kritik yang ditujukan kepada pengelola kebun binatang.

”Saya prihatin, saya kecewa karena kebun binatang ini selalu membawa nama buruk Kota Bandung di dunia internasional,” ungkap Ridwan di kediamannya, Pendopo, kemarin (18/1).

Menyikapi hal tersebut, dirinya akan melayangkan surat teguran kepada pengelola kebun binatang agar memperbaiki manajemen, khususnya terkait perawatan binatang. Dia tidak ingin lagi ada binatang-binatang yang tidak dirawat dengan baik.

Ridwan mengaku, banyak petisi yang dilayangkan kepadanya terkait pemberitaan tersebut. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak. Sebab, dia tidak memiliki kewenangan secara hukum atas tempat tersebut meskipun berada di wilayah pemerintahannya.

Sebagai bentuk upaya dari pemerintah kota, Ridwan menjelaskan, sejak tahun lalu dia telah mengirimkan surat resmi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku pihak yang berwenang agar melakukan tindakan terhadap pengelolaan kebun binatang.

”Kebun binatang itu tanggung jawab pengelola. Kita tidak punya kapasitas untuk menertibkan secara hukum,” jelasnya.

Segala upaya telah dilakukan Ridwan agar pengelola mau meningkatkan kualitas manajemennya. Dia bahkan menawarkan agar pengelolaan kebun binatang dilakukan oleh pihak ketiga yang lebih profesional. Dia telah bersedia mencarikan investor dan mencarikan tempat yang lebih cocok untuk ditinggali hewan-hewan tersebut. Namun belum ada tanggapan positif dari pengelola.

0 Komentar