Zainuri menambahkan, dengan adanya dua stadion tim Persib tidak akan kesulitan menggelar pertandingan kandang. Sehingga jika salah satu sedang tidak bisa digunakan, Maung Bandung bisa menggunakan stadion lainnya.
”Tapi kan bisa divariasi, kita jadi punya dua lapangan apakah GBLA atau pun Si Jalak Harupat. Tapi kalau prioritasnya secara kelasnya sih disitu, GBLA jadi prioritas pertama,” ungkapnya. Sebelumnya, GBLA kemungkinan sudah bisa dipakai bertandinga setelah tim penanganan rumput GBLA Harry Gunawan memastikan kepada Sekretaris daerah Propinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, jika rumput GBLA sudah hampir selesai perbaikan.
”Saya mendapatkan informasi dari Dispora katanya tanggal 17 atau 18 Februari akan dipakai Persib untuk laga persahabatan. Maka saya laporan kepada Sekda untuk teknis ke depannya,” kata Harry.
Dia menjelaskan, proses yang ditempuh untuk merehabilitasi rumput GBLA adalah dengan melakukan percepatan atau mem-buster lapangan agar pengerjaan lapangan bisa sesuai dengan yang dijadwalkan namun tanpa mengesampingkan kualitas rumput tersebut.
Treatmen yang dilakukan pada rumput adalah dengan melakukan regenerasi, kondisi rumput yang lama dibangkitkan lagi. Lalu rumput yang mati dilakukan penggantian rumput.
Dalam satu bulan terakhir ini pihaknya akan memaksimalkan perawatan lapangan agar tetap layak digunakan. Sehingga ketika PT Liga Indonesia melakukan pemantauan dan penilaian lapangan GBLA untuk dijadikan markas Maung Bandung, GBLA layak digunakan.
”Jadi pas penyelenggara ISL dan saat kunjungan tim verifikasi kompetisi ke GBLA jadi homebase Persib, kita sudah bisa pastikan GBLA sudah bisa digunakan,” urainya. (bal/rhn/bbs/rie)