bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Bandung Barat mengklaim, teknologi insinerator pembangkit listrik bisa mengeliminir dampak lingkungan. Sehingga, lingkungan di area Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) akan jauh lebih bersih dan sehat dibandingkan kondisi saat ini.
”Mulai dari polusi dari penimbunan sampah semua bisa diatasi,” kata Kepala KLH Bandung Barat Apung Hadiat Purwoko, di Ngamprah, kemarin (8/1).
Apung menyebutkan, teknologi insinerator tersebut juga mempunyai sistem polusi udara. Di mana udara yang dihasilkan bisa diredam. Hal ini agar tidak berdampak signifikan pada masyarakat dan lingkungan.
”Lebih dari itu, teknologi ini dapat menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD),” ucapnya.
Menurut Apung, pihaknya tidak bisa menunggu terkait persoalan sampah tersebut. Adapun untuk merubah mindset di masyarakat itu sedikit sulit. Sampah terus diproduksi tetapi masyarakat masih ada yang belum paham bagaimana mengelola sampah yang baik.
”Jadi, kalau menurut saya teknologi insinerator ini merupakan solusi terbaik,” ujarnya.
Meski demikian, Apung tidak memungkiri banyak kepiawaian para pelaku bank sampah yang mengolah dan mendaur ulang sampah menjadi sebuah produk. Hanya saja menurutnya untuk menjadikan sampah menjadi barang yang berguna hal itu membutuhkan pasar yang jelas.
”Kita akui banyak pengrajin yang memang memanfaatkan sampah-sampah jadi hal yang bernilai. Namun, balik lagi pemasaran mereka juga harus dipikirkan,” paparnya.
Sementara itu, TPA sampah Sarimukti di Kecamatan Cipatat sudah tepat untuk membangun tempat pengolahan sampah model teknologi insinerator. Hal tersebut setelah rampungnya studi kelayakan yang dilakukan oleh Konsultan PT Haseba Energy selaku pihak yang ikut bergabung dalam proyek pembangunan tersebut.
Direktur Utama PT Perdana Multiguna Sarana (PMgS) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bandung Barat Edi Mukhlas mengatakan, TPA Sarimukti menjadi wilayah yang paling tepat. Di lokasi tersebut juga dekat dengan aliran sungai yang nantinya sangat dibutuhkan untuk proses pembakaran sampah (boiler).
”Lokasi itu sudah sangat cocok dan layak. Bahkan, untuk studi kelayakan sudah rampung,” ungkapnya.
Model pengolahan sampah insinerator inikan konsepnya zero waste (bebas sampah), aliran sungai dibutuhkan untuk boiler. Selain itu dipilihnya lokasi itu karena nantinya bakal membantu juga pada saat proses recovery kawasan TPA Sarimukti ke depannya. (drx/nit)