Pasar Saham Opening Tantangan Harapan

Namun, Indonesia menurutnya bisa mulai lebih merawat ekonomi dalam negeri agar tidak terlalu liberal. Tapi lebih ke nasionalis. ”Bagaimana semua kita mengelola itu dengan aman dengan baik dengan adil untuk bangsa ini,” harapnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perkembangan bursa tidak bisa dilepaskan dari pertumbuhan perekonomian. Perekonomian dalam negeri belum bisa terlepas dari perekonomian global yang dianggap belum terlalu menguntungkan.

Maka, menurutnya, di dalam negeri akan didorong dengan investasi. ”Domestic consumption memang terus akan didorong tapi tidak  hanya bergantung pada itu. Investasi akan didorong, nanti melibatkan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Itu penting untuk menetralisir situasi global,” ungkapnya, di gedung BEI, kemarin.

Maka segera dilakukan simplifikasi berbagai peraturan dan perizinan seperti debirokratisasi, memacu interkoneksi untuk memaksimalkan potensi di berbagai daerah, dan memaksimalkan 14 Paket Kebijakan Ekonomi yang sudah dirilis. ”Dan ini juga perlu didukung oleh bursa,” ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan pasar saham dan nilai kapitalisasi pasarnya di sepanjang 2016 memang positif. Namun jika melihat hanya ada 16 emiten baru di sepanjang tahun lalu sehingga total jumlah perusahaan tercatat menjadi 540 perusahaan dianggap masih sedikit. ”Itu belum menjadi indikator yang membanggakan,” tegasnya.

Maka, pihaknya ingin memacu lebih banyak perusahaan menggali dana melalui pasar modal dan mencatatkan sahamnya di bursa. Sebab bukan hanya menguntungkan bagi perusahaan sehingga bisa memacu investasi tapi juga untuk kepentingan publik.

”Dan aset publik adalah juga aset negara. Itu prinsip yang harus disepakati bersama. Sebab kalau pasar modal tidak bisa konek dengan masyarakat umum, kesenjangan akan jadi musuh yang harus kita hadapi bersama,” paparnya.

Maka bursa harus menjadi bagian dari demokratisasi ekonomi Indonesia. Pasar modal, menurut Sri Mulyani, tidak bisa hanya eksklusif dinikmati sebagian pihak saja. Harus inklusif. ”Ini butuh kerja keras. Kita akan ciptakan berbagai policy agar masuk bursa adalah sesuatu yang sifatnya mudah, bukan sulit. Sesuatu yang inklusif, bukan eksklusif,” tekadnya.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, mengatakan kemudahan akses ke pasar modal baik dari sisi investor maupun perusahaan memang sudah harus dipermudah. ”Dulu tuh kalau orang dari Sumatera Utara misalnya mau masukan dokumen kan harus ke Jakarta. Insya Allah dalam waktu dekat kalau memungkinkan dari OJK, masukinnya cukup di OJK,” urainya.

Tinggalkan Balasan