Endri Susanto, Pendiri Yayasan Endri’s yang Getol Bantu Orang Sakit

Endri mengatakan, ide mendirikan yayasan itu terinspirasi turis asing yang peduli dengan orang-orang sakit di Pulau Lombok. Cerita tersebut bermula ketika dia mengikuti pelatihan pemuda parlemen yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Kota Mataram.

Di sela-sela acara, dia bertemu dengan turis asing. Wisatawan itu membawa buku yang berisi daftar orang-orang sakit di Pulau Lombok yang ditelantarkan karena tidak mendapat perhatian. Endri kaget dan tidak percaya. Guna membuktikan kebenaran data itu, Endri diminta untuk keliling Lombok dan mengecek sendiri.

Seusai pelatihan, dia bersama Adam meluangkan waktu tiga hari untuk keliling Lombok. Mulai Lombok Utara, Timur, Tengah, dan Barat hingga Mataram. Hasilnya mencengangkan. Dia mendapati sekitar 200 orang sakit yang tidak mendapat penanganan dari pemerintah. Mereka menderita tumor, polio, bibir sumbing, hidrosefalus, dan penyakit lain. ”Kami sangat miris melihat kondisi itu,” ucap pria yang berkali-kali mengikuti pertukaran pemuda di beberapa negara seperti Korea Selatan, Tiongkok, Kamboja, Thailand, dan Malaysia itu.

Endri langsung merenung. Dia merupakan sarjana. Berbagai jabatan di organisasi kepemudaan pernah dia emban. Antara lain presiden BEM IKIP Mataram dan wakil ketua Alumni Indonesia-Korea. Sangat naif jika dia tidak berbuat apa-apa.

Dia lantas mendirikan Yayasan Endri’s. Untuk mengurus akta notaris, dia juga mendapat bantuan dari turis asing. Awalnya, dia memberikan bantuan berupa sembako kepada orang sakit dan orang tidak mampu. Ternyata, banyak kenalan Endri yang ikut menyumbang uang.

Pada akhir 2014, kesibukan Endri bertambah. Dia ditunjuk sebagai staf ahli anggota DPR. Dia tetap aktif mengurus yayasan, tapi tidak bisa maksimal. Pria yang pernah bekerja di Malaysia dan Singapura itu bimbang. Dia lantas meminta pertimbangan istri dan keluarga, apakah harus meninggalkan pekerjaan sebagai staf ahli dan berfokus mengurus yayasan. Istri dan keluarga mendukung Endri untuk keluar dari profesi staf ahli dewan.

Endri pun semakin mantap dalam mengurus yayasan. Dia bisa semakin maksimal. Hidupnya dicurahkan untuk membantu orang sakit. Pada 2015, pihaknya mendapat bantuan 80 unit kursi roda dari Wheelchairs for Kids Foundation, Australia. Endri langsung mendistribusikannya kepada warga yang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan