Mengemas Pembangunan Cimahi Sepanjang 2016

Sudiarto melanjutkan, tahun 2016 ini, Kota Cimahi dianugerahi sebagai Kota Sehat (Swasti saba Wistara Sekdis) tingkat Provinsi Jawa Barat. Banyak indikator yang menjadi pertimbangan raihan anugerah ini, salah satunya adalah mewujudkan program kesehatan bersama masyarakat. Di mana masyarakat berperan dan merupakan bagian dari pelaku pembangunan melalui pembentukan forum yang disepakati masyarakat. Di samping itu, yang utama adalah dukungan pemerintah dengan menyiapkan fasilitas dari sektor terkait melalui program yang telah direncanakan.

Kota Cimahi juga menjadi percontohan unit kesehatan sekolah (UKS) yang diwakili MAN 1 Cimahi, meningkatkan forum penanggulangan TBC dan penyakit menular serta melakukan sejumlah inovasi pelayanan publik dibidang kesehatan, seperti SIM Puskesmas. Bahkan untuk mewujudkan kota ramah anak ini termasuk di RSUD Cibabat menyediakan ”Saung Pangulinan Barudak” di mana orangtua yang akan menengok atau sedang berobat bagi anak anaknya disediakan tempat menunggu yang cukup representatif untuk menghindari paparan dari berbagai macam penyakit.

Selain itu, katanya, sektor pembangunan yang lain sebagai kota yang ramah anak, Cimahi telah berhasil melakukan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA). Terbukti setiap harinya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) telah menerima salinan pemohon KAI sekitar 300 sampai 400 orang perhari. Di mana mayoritas pemohon KIA yang masuk merupakan masyarakat umum, termasuk saat masyarakat mengikuti program pelayanan administrasi three in one. Total anak yang harus memiliki KIA di Kota Cimahi mencapai 185 ribu orang.

Di bidang perekonomian, sepanjang tahun 2016 ini, kepercayaan pelaku usaha kepada Pemerintahan di Kota Cimahi kondusif. Buktinya, ditengah lesunya perekonomian nasional, justru nilai invetasi yang masuk kota mungil ini naik drastis.

Sementara, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Cimahi, Meity Mustika mencatat, realisasi investasi tahun 2016 lebih besar dibandingkan tahun 2015. ”Lihat saja, hingga bulan Juli 2016 atau di semester 1 saja, tercatat realisasi investasi di Kota ini sebesar Rp 10,6 triliun. Sedangkan sepanjang tahun 2015 kemarin, angka yang ada sebesar Rp 5,3 triliun,” ungkapnya.

Dia merincikan, sampai semester pertama tahun ini nilai investasi dari SIUP kecil berjumlah Rp 41 miliar, SIUP menengah Rp 140 miliar, SIUP besar Rp 8,706 triliun, dan dari LKPM Rp 1,729 triliun. Nilai terbesar merupakan sumbangan dari industri besar, seperti industri-industri tekstil di Cimahi Selatan. Kalau dari industri kecil, jumlah usahanya memang banyak, tetapi nilai investasinya masih belum menyamai industri besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan