Mengemas Pembangunan Cimahi Sepanjang 2016

Untuk sektor usaha kecil menengah (UKM), Diskopindagtan mendata, ada lebih dari 8.000 UKM yang aktif. Mereka tersebar dalam klaster unggulan, mulai dari klaster industri makanan dan minuman, klaster industri kerajinan, klaster industri tekstil dan produk tekstil (TPT), dan klaster industri telematika.

Program peningkatan UMKM ini akan sejalan dengan technopark yang telah menyiapkan program inkubator dan akselerator bagi para pelaku bisnis. Sepanjang tahun ini, Cimahi telah melakukan pendampingan kepada 8 kelompok dalam inkubator yang terdiri dari 2-4 orang masing-masing kelompoknya. Adapun untuk akselerator, sudah ada 10 angkatan yang diberikan pelatihan.

Dalam program akselerator ini, masing-masing angkatan berjumlah 30 orang yang terdiri dari 4 klaster tadi. Hasilnya, sudah ada 300 orang terbina dan siap melakukan percepatan bisnis. Mereka diharapkan akan menjadi lokomotif percepatan usaha bagi yang lainnya.

Ada satu fakta menarik dalam bidang perekonomian ini, yakni pengembangan sentra susu dan olahan susu sapi berbasis pendekatan sosial atau developing dairy cluster based on sosial capital yang ada di Cipageran Cimahi Utara. Data ril di lapangan. Sepanjang program ini digulirkan akhir tahun 2014 sampai tahun 2016 ini, ada perkembangan sangat baik dan patut diacungi jempol.

Pada awalnya hanya ada 54 peternak sapi yang terbagi kedalam 2 kelompok tani. Namun kini, setelah ada intervensi dari pemerintah kota, jumlah peternak naik signifikan menjadi 90 orang dengan 3 kelompok.

Semua kelompok ini menjadi produktif. Ada budaya baru yang lebih baik dalam keseharian mereka bekerja sebagai peternak sapi. Dilihat dari hasil olahan, awalnya hanya ada 1 jenis produk berupa susu saja yang dijual. Kini, ada lebih dari 10 jenis produk yang laku dijual, mulai dari sabun susu hinga kue dan kerupuk.

Populasi sapi yang diternak juga mengalami peningkatan yang signifikan, selain itu, harga jual susu pun meningkat tajam. Dari yang tadinya dijual seharga Rp 4.200 liter menjadi Rp 5.500-Rp 10.000. Jika dilihat dari dampak sosialnya tentu jauh lebih besar lagi, di mana banyak angkatan kerja di Cipageran yang terserap karena itu ikut terlibat dalam peternakan atau usaha pengolahan susu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan