bandungekspres.co.id, NGAMPRAH –Bandung Barat mendapatkan 183.500 batang benih kopi Arabika Java Preanger dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kemarin (27/12). Kopi tersebut akan disebar kepada para petani kopi yang telah menjadi mitra pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi kopi.
Menurut Bupati Bandung Barat Abubakar, bantuan ini memberikan angin segar bagi para petani kopi. Khusus di Bandung Barat, produksi kopi tidak diragukan lagi kualitasnya. Bahkan, produksi kopi Kabupaten Bandung Barat mampu bersaing dengan wilayah lainnya.
”Potensi kopi di Bandung Barat cukup tinggi. Karena hingga kini, 12 ribu hektare lahan pertanian merupakan perkebunan kopi, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan milik perhutani,” katanya kepada wartawan di Ngamprah, kemarin.
Saat ini, kopi juga menjadi salah satu komoditas pertanian unggulan di Bandung Barat. Dengan bantuan benih ini, pihaknya optimis para petani kopi akan mendapat keuntungan lebih baik.
Dalam kesempatan tersebut, dia menginginkan agar produksi kopi ini menjadi wilayah ekspor ke berbagai wilayah. Bahkan ke belahan negara lain. ”Pemerintah daerah terus mendorong agar kopi ini mampu dikenal oleh wilayah lain. Bahkan, kami juga terus mendorong agar petani kopi mendapatkan kesejahteraan yang layak,” terangnya.
Menurut Abubakar, Bandung Barat memiliki para petani kopi yang handal. Mereka tergabung dalam Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Bandung Barat.
Terpisah, Ketua Apeki Kabupaten Bandung Barat Kurnia Danumiharja mengungkapkan, para petani saat ini tengah memikirkan pemasaran kopi agar bisa di ekspor ke sejumlah negara lain. ”Kendala kami saat ini soal pemasaran karena eksportir asal Jawa Barat belum kita temui,” jelasnya.
Selama ini, lanjut dia, para eksportir membeli kopi dari Bandung Barat berasal dari luar Jawa Barat. Seperti eksportir asal Medan, Padang, dan Aceh. Padahal, kata Kurnia, sejumlah wilayah di Bandung Barat sendiri merupakan sentra penghasil kopi bagi Jawa Barat.
”Untuk di wilayah Lembang saja, kopi yang bisa dihasilkan oleh para petani kopi yang tergabung dalam Apeki sedikitnya bisa mencapai 320 ton,” ungkapnya.
Hal tersebut didapat, selama empat bulan dari bulan Mei hingga Agustus saat musim panen tiba. ”Apalagi kalau dari seluruh petani kopi Bandung Barat bisa mencapai ribuan ton dengan beragam varian kopi yang bisa diolah,” pungkasnya. (drx/nit)