Namun pernyataan Kapolda berbeda dengan salah seorang pembantu Dodi Triono, Sugeng, 32. Kata Sugeng, rekaman CCTV hilang. ”Soalnya pas saya cek, rekamannya nggak ada,” kata Sugeng. Sugeng, Lutfi dan ketua RW 16, Abdul Gani, 45, dan polisi usai mendobrak pintu kamar mandi pembantu langsung mengevakuasi korban ke ruang tengah. Dalam kamar mandi itu shower masih bunyi sehinga para korban pakaianya basah.
Gani tak menyangka petaka disiang bolong ini menimpa kerabatnya, Dodi triono. ”Saya kaget melihat ketua RT saya dengan kondisi begitu. Dia ketua RT 12. Kenapa musibah ini menimpa ke orang baik,” cetusnya.
Gani menjelaskan, kondisi tubuh Dodi saat itu sangat mengenaskan. ”Jadi ada luka di dada kiri perut sebelah kanan dan kiri. Di lehernya juga ada luka sayatan. Dodi Cuma pakai kaos putih sama celana pendek putih. Darah seger juga masih keluar tuh dari leher,” aku Gani.
Tidak hanya sang ayah, Gani menuturkan salah seorang anak perempuan Dodi, Diona Arika Andra Putri, 16, juga dalam kondisi penuh darah dan ditemukan tanpa pakaian atas. Sementara itu tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jaktim pun dikerahkan untuk mengetahui jejak pelaku. Bahkan Tim K9 pun turut serta.
Sekitar pukul 13.30, K9 sembilan mulai menyisir rumah korban, lalu hewan itu ke luar rumah dan menyisir jalanan hingga 300 meter. Setelah itu anjing tersebut masuk ke kampus Ismi. Menyisir setiap sudut kampus termasuk kantin, namun tak ada hasil. Anjing itu pun kembali ke TKP. Sekitar pukul 13.50, K9 kembali keluar rumah korban dan menyisir jalanan hingga 200 meter. Kali itu masuk ke sekolah TK, namun, tak ada barang bukti yang diambil. (gum/rie)