Melihat Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI

”Pelatihannya berbeda-beda, disesuaikan dengan daerah misi mereka. Misalnya, di Kongo ada tugas untuk membantu membuat bandara. Kita latih sesuai dengan tugas di sana,” terang Direktur Pembinaan Latihan PMPP TNI Kolonel Laut Sri Gunanto.

Di Lebanon ada prajurit yang ditugasi menjaga pelabuhan. Selama pelatihan, mereka dibekali materi khusus simulasi di replika kapal laut. ”Semua betul-betul disesuaikan dengan kebutuhan di sana,” katanya.

Ada juga desa simulasi. Tujuannya, menyiapkan para prajurit yang akan bertugas agar mendapat bayangan mengenai lokasi. Desa tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai daerah misi. Termasuk masyarakat di daerah misi tersebut. Para instrukturlah yang berperan sebagai masyarakat setempat.

”Mereka juga belajar role play. Siang ada yang jadi demonstran, malamnya jadi pasukan kawan. Ada yang siang jadi tukang bakso, malamnya peran yang lain lagi,” kata Gun, sapaan Sri Gunanto. ”Orang-orang ini ahli kalau jadi pemain sinetron,” selorohnya.

Tidak hanya mengemban misi perdamaian yang berkaitan erat dengan militer, para prajurit yang dikirim ke daerah konflik juga punya misi perdamaian berbasis budaya dan pariwisata. Marzuki menjelaskan, selain diberi pembekalan tentang kepariwisataan Indonesia, para prajurit membawa pesan promosi pariwisata dari Kementerian Pariwisata.

Marzuki sempat bertemu dengan koleganya dari Pakistan yang ternyata tengah berlibur ke Indonesia. Bukan hanya ke Bali, sang teman itu juga bertualang sampai ke Raja Ampat. Hal tersebut membuktikan bahwa pariwisata Indonesia sudah banyak dikenal di mancanegara.

Bukan hanya pariwisata yang dikenalkan para prajurit. Mereka juga mengenalkan ragam budaya Indonesia. Misalnya, tari-tarian, bela diri tradisional, musik, batik, hingga kuliner dikenalkan dalam event budaya. Tidak jarang, saat ada prajurit Indonesia yang cuti dan hendak pulang ke tanah air, prajurit dari negara lain minta dibawakan sesuatu.

”Komandan sektor saya waktu itu minta dibawakan kopi. Dia senang. Katanya, kopi Indonesia enak. Indonesia punya banyak yang bisa diberikan sebagai buah tangan,” ungkapnya. (*/c9/ca/re)

Tinggalkan Balasan