bandungekspres.co.id, BANDUNG – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menggandeng Universitas Langlang Buana (Unla)dan Harian Umum Jabar Ekspres menggelar sosialisasi Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) Bahaya Rokok dengan tema ’Menjadi Agent of Change bagi Diri dan Lingkungan’ di Aula Universitas Langlang Buana, Jalan Karapitan, kemarin (8/12). Seminar ini menghadirkan Humas Promkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Eddy Sutandi. praktisi kesehatan Dr Hj. Alma Lucyati MKes MSi MHKes, dokter spesialis kardiologi RSHS Dr Rien Afrianti SpJP SpPD dan Dr Oswin.
Eddy Sutandi mengatakan, tujuan seminar ini untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Serta dampak negatif terhadap perilaku remaja menyimpang lainnya. Target dari kegiatan tersebut adalah menurunkan jumlah perokok pemula aktif di kalangan mahasiswa.
”Minimal para peserta bisa menyosialisasikan kepada keluarga atau lingkungan di sekitarnya,” kata Eddy kepada Jabar Ekspres di sela kegiatan.
Eddy mengungkapkan, dalam menekan angka perokok khususnya di Jabar, Dinkes selalu mengadakan kegiatan sosialisasi maupun dengan menempelkan tanda larangan merokok di tempat keramaian, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah maupun lokasi lainnya. Selain itu, jelas Eddy, di Jabar sudah ada tujuh kota/kabupaten yang menerapkan Perda Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR).
”Saat ini, Jabar sedang menyusun Perda KTR. Insya Allah pada 2017 nanti akan kami usulkan,” ungkapnya.
Sedangkan Alma Lucyati mengatakan, bahaya rokok bukan saja mengancam usia tua. Hal ini karena banyak usia muda yang telah merokok. Apalagi kata, Alma, banyak perokok masih berusia di bawah 18 tahun dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan usia Sekolah Dasar (SD) dan berusia tujuh tahun.
”Sedikitnya 61 juta penduduk Indonesia perokok aktif. WHO mengklaim ada 425 ribu kematian akibat rokok,” ujarnya.
Rien Afrianti memaparkan, ada 4.000 komponen yang membahayakan kesehatan manusia. Di antaranya rokok mengandung karbon monoksida, bahan pembuat korek api, dan nikotin. Menurutnya, nikotin yang ada para rokok bersifat adiktif atau menyebabkan kecanduan yang bila digunakan terus menerus akan merusak otak manusia.