Belajar Seni, Sains, dan Teknologi di Powerhouse Museum, Sydney

Memperkenalkan sains dan teknologi kepada anak semestinya dilakukan sejak dini. Caranya, tentu yang menyenangkan dan ada unsur main-mainnya. Berikut catatan wartawan Jawa Pos ANDA MARZUDINTA yang akhir pekan lalu mengunjungi Powerhouse Museum di Sydney, Australia.

POWERHOUSE Museum terletak di tengah Kota Sydney. Tepatnya di 500 Harris Street Museum itu dihadirkan untuk anak-anak dan remaja agar bisa belajar sains serta teknologi dengan cara yang menyenangkan.

Ruangan yang luas dan beragam alat permainan yang bisa dipegang, disentuh, serta dikayuh membuat anak-anak bebas bermain. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di museum empat lantai yang didesain modern serta nyaman itu.

”Koleksi kami ada 500 ribu benda yang tersebar di enam gedung, di kompleks museum ini. Mulai prangko sampai perlengkapan luar angkasa,” jelas Matthew Connel, kurator senior museum tersebut, saat ditemui Jawa Pos (Jabar Ekspres Group), Sabtu (26/11).

Kehadiran Powerhouse Museum, lanjut pria yang telah bertugas selama 25 tahun itu, menggambarkan kondisi masa lalu, saat ini, dan masa mendatang secara atraktif. Di lantai 1 terdapat aneka peralatan kesehatan dan pengobatan serta ekologi.

Di situ, anak-anak bisa belajar mengenai beragam bakteri, tingkat keasaman air, maupun melihat bentuk hewan-hewan kecil secara detail dengan menggunakan kaca pembesar.

Perubahan lingkungan juga digambarkan secara lengkap di bagian ekologi. Kampanye reduce, recycle, reuse ditampilkan dengan mudah dan mengena.

Pada sesi komputer dan robot, anak-anak bisa menikmati atraksi si Baxter. Robot merah itu bisa bermain sendiri memindah-mindahkan bidak berbentuk kotak. Robot tersebut selalu menarik perhatian anak-anak.

Salah satu permainan yang mengundang rasa penasaran anak-anak berupa mobil pemadam kebakaran yang digerakkan dengan roda sepeda. Bila pengunjung mengayuh pedal sepeda dengan kencang, lampu branwir mobil pemadam kebakaran akan menyala dengan terang. Namun, begitu kayuhan melemah atau berhenti, lampu kelap-kelip itu ikut meredup, bahkan padam.

”Ini seru. Aku senang bisa bermain sepeda yang bisa menyalakan lampu mobil pemadam,” ujar Peter, 8, pengunjung asal Amerika yang berlibur ke Australia bersama sang nenek, Irina.

Tinggalkan Balasan