bandungekspres.co.id, PANGALENGAN – Bukan hanya di dataran rendah saja dataran tinggi pun terkena imbas banjir. Seperti terjadi di Kampung Rancamanyar, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, lokasi ini sudah kali kedua dalam sepekan terkena banjir cileuncang.
Camat Pangalengan Yayan Suheryan mengakui wilayahnya sudah dua kali banjir dalam sepekan ini, yakni pada 23 dan 25 November 2016. Penyebabnya, kata dia karena curah hujan yang tinggi dan sungai Cisangkuy mengalami pendangkalan. Sebelumnya, katanya, banjir bandang serupa pernah terjadi pada 2014 di Kampung Rancamanyar. Namun, baru pekan ini banjir bandang terjadi kembali.
”Ada empat RW yang terdampak banjir bandang di kampung tersebut, yakni RW 9, 10, 12, dan 13,” ungkapnya.
Akibatnya, rumah-rumah warga yang berada di lokasi tersebut terendam air dan lumpur yang berasal dari kawasan perkebunan dan pertanian di sekitar sungai. Tinggi banjir biasanya sampai satu meter di perkampungan warga.
”Banjir bandang mengalir deras selama sekitar satu jam, membawa lumpur dan sampah tanaman. Rumah-rumah terendam kemudian surut meninggalkan lumpur dan sampah kebun,” kata Yanyan saat memberikan keterangnannya, kemarin (25/11).
Yanyan menjelaskan, banjir bandang dipicu pola tanam yang kurang sesuai dengan lingkungan di kawasan hulu. Serta adanya aktivitas perkebunan di kawasan PTPN. Setiap hujan, kawasan ini mengirimkan lumpur ke Sungai Cisangkuy.
”Akibatnya, sungai jadi dangkal dan tidak dapat menampung air semuanya saat hujan deras turun. Air kemudian meluap ke perkampungan warga, walau banjir tersebut tak lama, hanya hitungan jam, tidak seperti banjir di Citarum,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, keberadaan pipa PDAM yang melintang di atas Sungai Cisangkuy, dikeluhkan warganya karena mereka menuding pipa tersebut menjadi salahsatu penyebab banjir. Dalam dua kali banjir ini, ranting dan sampah kebun kerap terperangkap di pipa dan jembatan tersebut. Akhirnya, sampah ini menyumbat sungai dan menyebabkan banjir.
Pihaknya, telah berkoordinasi dengan PDAM untuk meninggikan posisi pipa tersebut. Sebab sebelumnya, warga kesal dengan pipa yang kerap membendung sampah sungai ini dan sempat berniat memotongnya langsung.
”Walau pun warga bersabar dan menunggu PDAM menyelesaikan pipa itu. Namun, kami tetap berkoordinasi dengan PTPN dan Star Energy untuk mengadakan pengerukan sedimentasi di Sungai Cisangkuy. Saat ini, sebagian sudah dikeruk menggunakan ekskavator,” paparnya. (yul/ign)