Cara Dokter Yusri Mempercepat Kesembuhan Pasien lewat Musik Pop Jazz

Merespons keluhan tersebut, Yusri kemudian menenangkan Poni. Sebab, Poni mesti menjalani proses penyembuhan terlebih dahulu. ”Ibu perlu mendengarkan lagu-lagu. Ibu sukanya lagu apa?” tutur pria kelahiran Tual, Maluku, itu.

Dengan malu-malu dan terbata-bata, Poni mengaku suka lagu-lagu lawas. Tapi, yang paling favorit, dia senang lagu-lagu milik penyanyi kawakan Dian Piesesha. Tak berapa lama, Yusri mencari lagu-lagu Dian Piesesha lewat Youtube dan kemudian memasangkan headset di telinga Poni. Setelah itu, mengalunlah tembang Aku Masih seperti Yang Dulu penyanyi berdarah Sunda tersebut. Seiring mengalunnya lagu tersebut, senyum Poni pun mulai mengembang.

Yusri menegaskan, saat masih di JIH, program music as healing itu sudah banyak membantu pasien. Memang, seperti di RS Marinir, metode Yusri itu awalnya juga kurang disambut oleh manajemen JIH. Namun juga tidak langsung ditolak. Pelantun lagu Senyummu di minialbum Operasi Hati tersebut kemudian ditantang untuk membuat pilot project. Tantangan itu langsung disambut Yusri dengan antusias. Dia lalu menerapkan full day music pada hari-hari tertentu di rumah sakit di Ringroad Utara Jogja itu.

Hasilnya, ternyata pada hari full day music itulah jumlah kunjungan pasien paling banyak. Mereka merasa nyaman dengan adanya musik yang diperdengarkan selama proses pengobatan.

”Akhirnya kami malah dibikinkan panggung kecil di lobi rumah sakit. Sehingga kami bisa bikin konser mini di situ,” tutur fans berat penyanyi Sherina Munaf itu.

Dari program tersebut, diakui, banyak hal baru yang dia pelajari. Salah satunya soal peran dokter yang tidak hanya menyembuhkan, tapi juga care kepada pasien. Sebab, dengan program itu, dia menjadi lebih dekat dengan pasien. Pasien juga jadi lebih terbuka kepada sang dokter. Bahkan, lantaran kedekatan itu, pasien Yusri memperoleh bantuan dari berbagai pihak.

Waktu itu Yusri menangani pasien sepuh, Mbah Mujiyem, 97. Pasien yang hidup sebatang kara tersebut menderita sakit pneumonia. ’’Setelah ngobrol banyak, saya jadi tahu di mana rumah Mbah Mujiyem. Ternyata selama ini beliau hidup dari bantuan para tetangga,” kenangnya.

Tinggalkan Balasan