“Sekeluarga mengungsi di lantai dua rumah. Cadangan makanan sudah menipis, saya turun untuk belanja. Walau sudah terbiasa, medan yang dilalui untuk sampai pasar ini berat,” kata Dede sambil menenteng sembako yang dibeli di Pasar Dayeuhkolot.
Dede menjelaskan, tahun ini terjadi banjir besar yang datang berkali-kali dalam setahun, bahkan pada musim kemarau sekalipun. Padahal tahun sebelumnya, banjir hanya datang setahun dua kali bahkan sekali saja.
“Lima tahun lalu ada pengerukan Sungai Citarum, dan itu sangat bermanfaat sampai mencegah banjir. Tahun ini sepertinya tidak ada, makanya banjir terus menerus, tak ada hentinya,” jelasnya.
Menurut pantauan di lapangan bukan hanya barang sembako yang susah didapat, tetapi gas pun susah didapatkannya. Sebab akses jalan sempat terputus total, meskipun ada akses jalan lainnya namun mengalami kemacetan yang hebat. (yul)