bandungekspres.co.id, Bandung – Perseteruan pendukung Persib Bandung dan Persija Jakarta tak kunjung mencair. Setiap kedua tim bertemu selalu menyuguhkan pertandingan panas.
Pihak keamanan pun perlu tenaga ekstra untuk menjaga jalannya pertandingan tetap kondusif. Mengingat belum akrabnya pendukung kedua tim, yakni bobotoh dan The Jakmania.
Kedua tim baru saja bertemu pada lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016, di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (5/11). Pada laga yang berakhir seri 0-0 tersebut pihak PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator TSC melarang bobotoh untuk datang ke Stadion.
Mantan Pemain Persib era 1990-an, Yadi Mulyadi pun heran sebab perseteruan kedua pendukung ini tak pernah ada habisnya. Dia berharap sepak bola domestik bisa lebih kondusif dengan kondisi suporternya yang sportif.
”Alangkah indahnya jika semua suporter di Indonesia ini bisa akur, nonton bola itu untuk dinikmati bukan untuk tawuran,” ujar Yadi.
Berbeda pada zaman dia masih merumput, karena Persija belum memiliki suporter yang disebut The Jakmania. Begitu pula Persib Bandung, yang memang saat itu belum banyak memiliki organisasi bobotoh. ”Jadi aman-aman saja kalau dulu mau main di Jakarta juga nyaman kita pemain enak,” ungkapnya.
Banyak pihak yang mengupayakan kedua suporter ini berdamai, hanya saja hingga saat ini belum tewujud. Yadi mengaku tak mengetahui sejarah perseteruan kedua suporter.
”Mungkin ada perseteruan yang tidak biisa teruraikan, saya juga penyebabnya kurang tahu, kok bisa bermusuhan seperti ini,” ucapnya.
Meski begitu dia tak menampik, kala masih menjadi pemain, cukup sering dihadapkan dengan laga panas. Namun pada saat itu tidak pernah ada korban, apalagi hingga meninggal dunia.
Yadi berharap di zaman sepak bola profesional ini seluruh suporter yang ada di Indonesia bisa lebih santun. Dengan demikian sepak bola domestik pun memiliki nilai plus di mata internasional. ”Kalau psywar memang ada dulu waktu di Padang di Medan, tapi enggak seperti sekarang sih,” pungkasnya. (ryt/rie)