Orangtua Jangan Latah soal Pendidikan

bandungekspres.co.id, BANDUNG –Keberadaan kelas pra-sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dinilai penting di tengah-tengah masyarakat. Sebab, PAUD dipandang sebagai wadah memupuk bekal anak-anak di masa-masa emas mereka.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, pembekalan terhadap anak di masa emas anal-anak akan berdampak besar di kehidupan mereka mendatang.

Untuk itu, keberadaan PAUD yang kebijakannya telah ditetapkan pemerintah Indonesia, harus didukung keberadaannya baik dari segi dukungan kebijakan, program, dan anggaran. Menurut dia, dengan mendukung terhadap PAUD juga berarti mendukung program pembangunan sumber daya manusia (SDM).

”Saya harap kepada kepala desa bisa mengalokasikan anggaran yang diberikan pemerintah lewat desanya untuk memperhatikan aspek PAUD,” katanya kepada wartawan saat ditemui di Gedung Sate.

Netty mengungkapkan, tidak semua anak-anak lahir dengan kondisi memiliki orangtua yang utuh atau bersentuhan dengan orangtuanya setiap hari. Contohnya karena ada dari mereka yang menjadi buruh migran di luar negeri.

Berdasarkan undang-undang, anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan usia dini di rumah atau orangtuanya tidak bisa mengantar ke tempat penyelenggaraan PAUD, maka masyarakat setempat wajib menghadirkan satuan PAUD nonformal atau sejenis di lingkungan sekitarnya.

”Melihat anak-anak yang datang ke Posyandu tapi tidak mendapatkan pendidikan usia dini dari orangtua atau diantar ke satuan PAUD formal maka dia yang menjadi sasaran PAUD nonformal,” ungkapnya.

Lebih lanjut Netty beharap, kepada seluruh pengelola PAUD bisa menekankan tujuan utama pendidikan usia dini. Di antaranya, pembinaan karakter dan nilai-nilai budi pekerti kepada anak-anak.

Selain itu, kata dia, yang menjadi tujuan utama pendidikan usia dini adalah mengembangkan potensi dasar yang dimiliki anak-anak. ”Dan perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki potensi dasar yang berbeda-beda,” ungkapnya.

”Saya harap oang tua tidak latah jika melihat anak tetangga yang sudah pandai berbahasa asing atau berhitung matematika kemudian mendorong anaknya agar memiliki kemampuan yang sama,” sambungnya. (dn/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan