Upaya Tim UBB Menjaga Terumbu Karang di Laut Bangka

Di Luar Tampak Cantik, di Dalam Rusak Parah

Kondisi perairan Laut Bangka memprihatinkan. Banyaknya penambangan timah di dalam laut membuat ekosistem rusak. Universitas Bangka Belitung pun tergerak untuk mengembalikan kondisi alam bawah laut yang rusak itu.

KHAFIDLUL ULUM, Bangka-Belitung

PANTAI Turun Aban, Kelurahan Matras, Kecamatan Sungailiat, tampak tenang. Kondisinya sepi Jumat pagi lalu (21/10).

Tak banyak pengunjung yang menikmati keindahan pantai berpasir putih itu. Di antara pengunjung tersebut, terdapat lima mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) yang sedang asyik berdiskusi di gubuk pinggir pantai.

Selain berpasir putih dan berair jernih, pantai itu memiliki banyak spot yang bagus untuk objek foto. Salah satunya batu granit yang berbentuk seperti bukit. Pengunjung bisa menaikinya dan melihat keindahan pantai dari atas ”bukit” itu. Ada juga batu granit bertumpuk-tumpuk. Seolah-olah ada yang menatanya. Padahal, bentuk itu alami, bukan sentuhan manusia.

Namun, yang sering mencuri perhatian adalah perahu kayu yang nangkring di atas batu. ”Perahu itu sengaja diletakkan di atas batu oleh nelayan. Untuk hiasan,” ujar Rama Supanji, mahasiswa anggota Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB, kepada Jawa Pos (Jabar Ekspres Group).

Beberapa perahu juga berjajar di pinggir pantai. Tapi, tidak tampak nelayan yang hendak melaut.

Dari luar, Pantai Turun Aban memang terkesan cantik. Namun, menurut Ketua Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB Indra Ambalika, sejatinya pantai itu sedang sakit. Kehidupan di dalam lautnya mengalami kerusakan yang cukup parah.

Kondisi terumbu karang yang menjadi rumah bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya amat memprihatinkan. Selain dipenuhi sampah organik, airnya mengandung banyak zat kimia tertentu karena terkontaminasi limbah penambangan timah di dalam laut. Akibatnya, makin sedikit ikan dan makhluk hidup lain yang betah berlindung di balik terumbu karang.

Kerusakan ekosistem di Pantai Turun Aban itulah yang menjadi perhatian khusus UBB. Tim UBB melakukan penelitian ilmiah tentang kerusakan lingkungan di pantai itu secara terus-menerus. Bahkan, kondisi yang memprihatinkan tersebut juga menjadi objek penelitian mahasiswa untuk tugas akhir atau skripsi. Juga, Jumat lalu (21/10) para mahasiswa itu mempresentasikan hasil risetnya di depan masyarakat Kelurahan Matras yang mencakup wilayah Pantai Turun Aban.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan