bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Dengan Kondisi Bandung Barat yang saat ini, nampaknya teknologi insinerator bisa diterapkan. Teknologi ini menjadikan sebagai tenaga listrik. Hal tersebut setelah ditinjau langsung oleh Bupati Bandung Barat Abubakar beserta sejumlah kepala dinas dan Dirut PT Perdana Multiguna Sarana (PMgS) Edi Mukhlas.
Abubakar menyatakan, teknologi akan diterapkan TPA Sarimukti Kecamatan Cipatat. ”Kedatangan saya ke Korea sebagai penjamin bahwa BUMD ini memang milik Pemerintah Bandung Barat,” kata Abubakar kepada wartawan di Ngamprah, kemarin (16/10).
Dalam kesempatan, Abubakar mengapreasi teknologi insinerator yang dianggap sangat luar biasa. Bahkan, undangan tersebut bermula saat investor Korea tersebut melihat potensi pengolahan sampah di TPA Sarimukti untuk menunjukan kecanggihan teknologi tersebut.
Selain meninjau langsung proses kerja dari teknologi tersebut, kata Abubakar, pada pertemuan tersebut sekaligus melakukan MoU dengan para investor tersebut.Rencananya para investor Korea Selatan akan meninjau langsung kelayakan TPA Sarimukti, Rabu (26/10) mendatang.
Sementara itu, Dirut PT PMgS Edi Mukhlas mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman disaksikan langsung Bupati Bandung Barat Abubakar. Untuk melakukan penelitian, pihak Korea Selatan membutuhan waktu hingga tiga bulan ke depan. ”Mereka akan datang ke TPA Sarimukti untuk melakukan studi kelayakan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, insinerator sudah diterapkan di Korea sejak 16 tahun lalu, tepatnya di Kota Bucheon, Provinsi Gyeonggi. Insinerator dibangun di atas lahan seluas 3 hektare di kawasan perkotaan layaknya industri.
Areal insinerator tertata dengan baik dan memiliki taman serta tidak tercium bau sampah yang menyengat. Hasil pembakaran sampah pun tidak menimbulkan polusi, sehingga ramah lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengapresiasi sekali teknologi tersebut. Tidak ada kotor dan bau yang tercium diarea. Hal ini sangat berbeda dengan sistem sanitary landfill seperti di TPA.
”Sampah yang dibakar merupakan sampah kering yang sudah dipilah dari rumah-rumah penduduk,” ungkapnya.
Sampah yang masih basah, lanjut dia, akan dikeringkan dengan menggunakan alat khusus di kawasan insinerator. Teknologi tersebut, optimisnya bisa diterapkan di Bandung Barat.
Walaupun sampah kering dan basah belum terpilah dari rumah penduduk. Sebab, ada batas maksimal kelembaban sampah hingga 55% agar bisa dibakar habis dalam insinerator.