Klub-klub di tanah air memiliki prioritas yang sama untuk urusan belanja pemain asing. Mereka selalu mencari striker dan playmaker. Dampaknya, timnas mengalami paceklik di dua posisi tersebut.
—
”KAMI memang agak sulit mencari striker lokal yang lebih fresh. Sebab, dalam daftar (TSC 2016, Red), mayoritas top scorer dihuni bomber asing,” kata Wolfgang Pikal, asisten pelatih timnas Indonesia, saat bertugas memantau pemain seleksi buat timnas Juni lalu. Dominasi bomber asing memang terlihat jelas di pentas Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Dalam daftar lima pencetak gol terbanyak, semua diisi tukang gedor asing. Terbuka lebarnya keran impor pemain asing menjadi salah satu penyebab tersumbatnya potensi lokal. Dampaknya, saat timnas membutuhkan striker untuk persiapan Piala AFF 2016, mereka masih mengandalkan stok-stok lawas. Salah seorang di antara mereka, Boaz Solossa.
Ya, meski sudah berusia 30 tahun, bomber Persipura Jayapura itu masih lumayan produktif. Total Boas sudah mengoleksi delapan gol di pentas TSC 2016. Dia bahkan didaulat sebagai kapten pada dua laga uji coba terakhir timnas. Stok lawas lainnya yang masih dipercaya pelatih Alfred Riedl adalah Irfan Bachdim. Terbatasnya stok pemain depan ternyata juga menjadi keresahan PSSI.
”Kami tahu bahwa ada banyak faktor yang melatarbelakangi semua ini. Salah satu di antaranya adalah terlalu banyak masuknya striker asing,” kata Sekjen PSSI Azwan Karim. ”Tetapi, mau bagaimana lagi, sepak bola kita sudah berada dalam dunia industri. Fenomena ini (banyak pemain asing, Red) tidak bisa dibendung,” lanjutnya.
Pria asal Palembang itu menyarankan pemain lokal bisa memetik hikmah dari hadirnya pemain-pemain asing. Menurut dia, kehadiran mereka bisa memunculkan persaingan yang sehat di lapangan. ”Jadi, semua harus berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan individu,” paparnya.
Boas juga mengeluhkan derasnya impor pemain asing. Sebab, kehadiran mereka tidak memberikan banyak kontribusi. ”Toh, sejatinya banyak striker kita yang punya kualitas hebat,” tandas Boas.
”Namun, kemampuan mereka tidak bisa berkembang dengan baik karena tidak banyak diberi kesempatan bermain oleh pelatih,” ujarnya.
Fenomena langkanya striker dan playmaker lokal diakui pengelola klub-klub tanah air. Haruna Soemitro, misalnya. Manajer Madura United itu menyatakan, maraknya penggunaan pemain asing di klub lokal bukan hal baru. Madura United sendiri mengandalkan Pablo Rodriguez. Bomber asal Spanyol itu saat ini menjadi top scorer dengan koleksi 14 gol. ”Itu (pemain asing, Red) lebih dibutuhkan untuk memeriahkan turnamen atau kompetisi yang ada saat ini,” ujar Haruna kepada Jawa Pos.