bandungekspres.co.id – FRANK de Boer memilih Stevan Jovetic sebagai pemain pengganti terakhirnya. Bukan Gabriel Barbosa. De Boer beralasan Gabigol – julukan Gabriel Barbosa – belum bisa nyetel dengan permainan klub besutannya. Akan tetapi, De Boer pada akhirnya harus membayar mahal keputusannya tersebut di dalam laga melawan AS Roma, Senin dini hari WIB (3/10).
Bukannya menjadi pembeda bagi Nerazzurri, Jojo – sapaan akrab Jovetic – malah berkontribusi di balik gol penentu kemenangan Roma di Olimpico. Jovetic melakukan pelanggaran pada Bruno Peres di area yang cuma berjarak beberapa meter dari kotak penalti Inter. Free kick Alessandro Florenzi dapat diakhiri dengan tandukan Konstantinos Manolas pada menit ke-76.
Gol itu sekaligus membuyarkan asa Inter mencuri satu angka dari Olimpico setelah empat menit sebelumnya mampu menyamakan kedudukan melalui Ever Banega setelah ketinggalan pada lima menit pertama melalui Edin Dzeko. ”Itu pelanggaran terbodoh,” sebut De Boer ketika diwawancarai Mediaset Premium.
”Padahal setelah jeda babak pertama kami mendapatkan momentum bagus dan dapat memegang kendali pertandingan,” lanjut De Boer. Pelanggaran kepada Peres itu jadi satu-satunya pelanggaran dari Jovetic. Pelanggaran itu pun semakin menambah rendahnya kontribusi Jovetic dalam 21 menitnya usai menggantikan Antonio Candreva.
Dalam menyerang, Jovetic hanya mencatatkan 61 persen akurasi passing dengan tanpa satu kali pun mengancam gawang Wojciech Szczesny. Dari perbandingan setelah turun minum dan sebelum ada gol dari Manolas, permainan Mauro Icardi dkk sebenarnya sudah membaik dengan banyak mengancam gawang Szczesny.
Frekuensinya bahkan bisa mencapai enam berbanding dua. ”Bagus ya bagus. Namun, kami juga banyak melakukan kesalahan dengan mudahnya. Dalam pandangan saya, kalian tidak bisa terus-terusan seperti ini. Kami membayar mahal dengan kesalahan ini,” lanjut pelatih berusia 46 tahun itu. Situs Opta mencatat, Inter melalukan sepuluh tembakan dalam laga ini.
Sedangkan Il Lupi – julukan Roma – membalasnya dengan melakukan sebanyak 12 kali shots ke gawang Samir Handanovic. Secara keseluruhan, ada 22 kali tembakan yang dilakukan kedua tim dalam laga tersebut. Ini menjadi rekor jumlah shots di dalam satu pertandingan terbanyak dalam Serie A musim ini.