Mengunjungi Taif, Dataran Tinggi Makkah yang Sejuk dan Hijau

Sepanjang jalan-jalan utama Taif juga ditumbuhi pepohonan lebat sehingga makin menambah kesan bahwa kota itu seakan tidak berada di sebuah negara yang berhawa panas sepanjang tahun.

Menuju Taif membutuhkan kendaraan dengan kekuatan prima. Sebab, jalur menuju kawasan pegunungan itu sangat curam. Meski jalannya lebar dan mulus, tanjakannya cukup tinggi dan berkelok-kelok.

”Tadi mobil kami hampir tidak kuat naik. Setelah AC saya matikan, baru bisa jalan lagi,” ujar Rachmadi, driver yang mengantar rombongan Media Center Haji (MCH) mengunjungi Taif.

Berkendara dari Jeddah ke Taif membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Total jarak antara dua kota tersebut sekitar 169 km. Sementara itu, kalau dari Makkah, perjalanan lebih dekat, yakni berjarak 91 km. Bisa ditempuh dalam 1,5 jam.

Sepanjang perjalanan selepas perbatasan Kota Makkah, mata dimanjakan kelokan-kelokan tajam dan menanjak dengan tebing serta pegunungan batu di kanan-kirinya. Di beberapa tempat terdapat sekumpulan kera liar yang dibiarkan hidup di tebing-tebing bebatuan. Beberapa wisatawan menghentikan mobil untuk sekadar berfoto atau memberi makan monyet-monyet itu.

Hawa sejuk mulai terasa ketika memasuki kawasan tertinggi Al Hada. Di tempat itu terdapat para pedagang buah yang berjajar sepanjang hampir 200 meter. Mereka menjual beragam buah segar, mulai apel, tomat, anggur, delima, dan pisang. Bila malam tiba, pengunjung bisa menikmati jagung bakar dan teh bercampur daun mint yang dimasak dengan kayu bakar.

Namun, perjalanan belum berhenti di Al Hada. Para wisatawan masih menempuh 30 km lagi menuju Al Shafa, pusat keramaian di Taif. Tapi, perjalanan ke Al Shafa bisa ditempuh hanya dalam beberapa menit saja.

Kok bisa? Sebab, jalan yang di kanan-kirinya ditumbuhi pepohonan itu terus menurun. Lereng-lereng perbukitannya juga tak lagi tampak tandus. Lebih hijau dan banyak ditumbuhi rumput serta pohon-pohon pendek. Di Al Shafa itulah bertebaran vila dan wahana rekreasi, termasuk waterpark, serta rumah-rumah peristirahatan para pejabat Kerajaan Arab Saudi.

Yang mengagetkan, wisatawan domestik yang berpapasan dengan rombongan MCH dari Indonesia tampak tersenyum, lalu berkata, ”Puncak… Puncak”. Rupanya, mereka tahu dan familier dengan kawasan Puncak di Bogor.

Tinggalkan Balasan