Prihatin Minimnya SPBU, Budiyanto Ciptakan SPBU Digital ala Garut

Soal akurasi takaran liternya, Budi juga berani menjamin sesuai dengan standar ukuran yang berlaku di mesin-mesin SPBU pada umumnya. ”Biasanya konsumen meminta yang harga mesinnya tidak mahal. Soal akurasinya, kami upayakan setepat-tepatnya,” jelasnya.

Budi sempat ingin mematenkan mesin SPBU buatannya. Tapi, karena kesibukan, dia belum mengurusnya hingga kini. Termasuk ke Badan Metrologi untuk mengetes akurasi takaran literannya.

Menurut dia, sebagai usaha kecil dan menengah (UKM), selama ini usahanya belum mendapat dukungan apa pun dari pemerintah. Padahal, masyarakat Garut telah menunjukkan kreativitasnya dengan membuat mesin SPBU sendiri. ”Kami ini menggencarkan produk lokal, bukan buatan asing. Tapi, selama ini pemerintah diam saja,” keluhnya.

Yang malah terjadi, kata Budi, PT Pertamina memprotes penggunaan nama Pertamini untuk mesin SPBU dan usaha penjualan bahan bakar yang dilakukan masyarakat Garut. ”Ya, beberapa waktu lalu Pertamina melarang penggunaan nama itu,” ujarnya.

Akhirnya, Budi dan kawan-kawan memutuskan untuk menggunakan nama POM Mini agar aman dari gugatan. ”Kami sebenarnya ingin dibantu (Pertamina, Red). Misalnya, bagaimana menyempurnakan mesin itu dan bagaimana memasarkannya,” tuturnya.

Sementara itu, mengenai munculnya POM-POM Mini di Garut, Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja mengapresiasi kreativitas Budi dkk. Menurut dia, kreativitas warga Garut itu perlu didukung. Meski demikian, dia berharap Budi tidak sembarangan dalam menjual dispenser digitalnya.

”BBM itu barang berbahaya dan mudah meledak. Maka, semua peralatan harus lolos uji coba dan mendapat sertifikat keselamatan.”

Wiratmaja mendorong agar Budi segera meminta pengujian atas alat buatannya ke Ditjen Migas maupun Badan Metrologi untuk kalibarasi takaran. Kalau semua lolos, Ditjen Migas akan mengeluarkan sertifikat keselamatan. ”Jangan khawatir, dijamin tidak ada biaya di Ditjen Migas,” tegasnya.

Apresiasi serupa datang dari Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang. Dia menyebutkan, perseroan membuka peluang untuk mengajak Budi bekerja sama dalam menyalurkan BBM di Garut. Dispenser BBM karya Budi akan digunakan untuk SPBU mini atau subpenyalur Pertamina.

Namun, untuk itu, dia menekankan pentingnya sertifikasi keamanan alatnya. ”Meski untuk daerah terpencil, standar safety untuk SPBU tetap sama,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan