bandungekspres.co.id, JAKARTA – Perjalanan pembalap Formula 1 asal Indonesia Rio Haryanto seharusnya tak berhenti di tengah jalan. Kurangnya sosialisasi dan pemahaman tentang bisnis F1 ternyata menjadi penyebabnya.
Manajer Rio, Piers Hunnisett, mengungkapkan kisah di balik layar perburuan dana untuk menutupi kewajiban kepada Manor-Mercedes saat jeda musim panas lalu.
Piers menjelaskan, begitu masyarakat Indonesia sadar bahwa Rio tak bisa membalap lagi karena kekurangan dana. Sejumlah sponsor potensial justru baru datang menawarkan diri. ”Ada semacam keterkejutan di Indonesia,” ungkapnya kepada Autosport.
”Mereka bertanya, mengapa Rio tak membalap lagi? Lalu, beberapa orang datang dan bertanya bagaimana caranya bisa membantu,” paparnya.
Tersingkirnya Rio dari kursi balap F1 menyadarkan banyak pihak. Bahkan, penawaran datang bertubi-tubi untuk membantu pembalap 23 tahun itu agar bisa membalap lagi.
”Dana (untuk melunasi kewajiban ke Manor di sisa musim EUR 7 juta) sudah terkumpul, tapi (Esteban) Ocon telanjur menandatangani kontrak (menggantikan Rio). Kami hanya terlambat satu minggu,” ujar pria asal Inggris tersebut.
Menurut dia, pemerintah Indonesia yang sempat memberi jaminan menggelontorkan dana untuk Rio ternyata menemui masalah saat pencairan. Terganjal persetujuan legislatif atau parlemen. Tapi, tanpa dukungan pemerintah itu, sebenarnya sejumlah sponsor juga tertarik mendukung Rio.
”Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari sejumlah negara Asia. Satu dari Jepang, lainnya dari Thailand. Mereka datang bersama-sama. Tapi, sudah terlambat,” terusnya.
Meski demikian, sponsor yang sama tetap berkomitmen membantu Rio kembali ke F1 musim depan. Pembicaraan untuk mewujudkannya akan berlanjut akhir pekan ini di tengah GP Singapura. Target utamanya adalah menggalang dana sponsor yang cukup sehingga tidak perlu lagi mengharapkan dukungan pemerintah.
”Kami sedang bekerja untuk musim depan dan kami optimistis bahwa apa yang telah terjadi (Rio dilengserkan dari Manor) membangunkan banyak pihak,” imbuhnya.
Piers mengakui, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengedukasi pasar Asia tentang potensi F1. Di luar beberapa sponsor yang sudah berkomitmen membantu, ada sejumlah sponsor lainnya yang sedang dalam proses negosiasi. ”Tapi, belum ada yang serius,” katanya.