bandungekspres.co.id, BASEL – Portugal pernah tersenyum karena bermain pragmatis. Bertahan total lalu kemudian perlahan lawannya dengan melakukan serangan balik. Namun, senjata itu seakan memakan tuannya sendiri pada Selasa malam waktu Swiss atau Rabu dini hari kemarin WIB (7/9) di St Jakob Park, Basel. Selecao das Quinas – julukan Portugal – dihabisi senjatanya sendiri.
Ya, Swiss sebagai lawan yang dihadapi Portugal sukses memenangi duel dalam kualifikasi Piala Dunia 2018 zona UEFA di Grup B dengan senjata itu. Portugal pun tumbang dengan kekalahan dua gol tanpa balas. Ironisnya, ini kekalahan pertama Portugal pada laga kompetitif sejak tragedi di Lisbon, dua tahun silam ketika Albania mengalahkannya 0-1 di kualifikasi Euro 2016.
Padahal meski tanpa kaptennya Cristiano Ronaldo permainan Portugal dominan dalam 20 menit pertama. Dominasinya bahkan hampir mencapai 60 persennya. ”Namun, Swiss bermain lebih pragmatis dan mereka juga lebih cerdik,” ungkap winger kanan Portugal Bernardo Silva dalam wawancara kepada SAPO Desporto.
Lebih cerdik. Sebab selang beberapa menit setelah membiarkan skuad besutan Fernando Santos itu memegang kendali serangan, Swiss memukul balik dengan gol heading Breel Embolo di menit yang ke-24. Lalu, enam menit kemudian serangan balik ala Vladimir Petkovic – pelatih Swiss – menghukum defense Portugal.
Berawal dari umpan terobosan yang didapatkan Haris Sefereovic, lalu diteruskan dengan assist-nya kepada Admir Mehmedi yang kemudian berbuah gol kedua. Gol Mehmedi terjadi karena kesalahan Raphael Guerreiro (bek kiri Portugal) yang telat mengkover pergerakan Seferovic. Kemampuan pemain belakang Portugal meredam serangan balik Swiss jadi faktor utama kekalahan kemarin.
‘”Mereka bermain cerdik. Percuma kami bermain bagus tetapi tidak bisa membawa kemenangan bagi Portugal. Sangat sedih mendengar kekalahan ini. Semoga berikutnya kami bisa memenangi laga di kualifikasi,” lanjut pemain AS Monaco itu. Peluang tersebut terbuka lebar karena pada matchday kedua bulan depan (9/10) Portugal hanya menjamu negara kecil seperti Andorra.
Bukan hanya pertahanan. Dalam menyerang pun Luis Nani dkk gagal menjawab ekspektasi dari publiknya sebagai juara Euro 2016. Dengan dominasi sampai 27 kali tembakan, Portugal tidak berkutik di 45 menit babak kedua begitu Stephan Lichtsteiner dkk bertahan total. Makanya hanya ada empat kali tembakan tepat sasaran dilakukan Portugal.