”Yang mau bepergian, boleh. Tapi, dipikirkan dulu. Kalau memang sangat penting, apa boleh buat. Tapi, kalau hanya sekadar, bisa ditunda,” tutur Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Zika sejatinya bukan virus berbahaya yang mengakibatkan kematian. Namun, virus yang muncul dari gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Berdasar pengalaman di Brasil, janin yang terserang virus Zika akan mengalami kelainan otak.
Sebelum mengeluarkan travel advisory ke Singapura, pemerintah mengantisipasi masuknya virus Zika dengan melakukan skrining ketat di bandara dan pelabuhan. Tujuannya ialah mendeteksi siapa pun orang yang masuk ke Indonesia dari Singapura.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohamad Subuh mengatakan, kesiagaan terhadap virus Zika sebenarnya sudah dilakukan lama. Sejak virus tersebut kali pertama merebak di kawasan Amerika. ”Kita ingatkan kembali dengan mengirim surat kepada gubernur, bupati, dan wali kota,” ujarnya.
Dalam surat itu, Kemenkes sekaligus memberikan sosialisasi singkat soal virus Zika. Juga upaya pencegahan yang bisa dilakukan. Yakni dengan kegiatan 3 M: menguras, menutup, dan mengubur lokasi-lokasi yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Cara tersebut efektif mencegah virus Zika mewabah.
Siklus hidup nyamuk adalah 8-10 hari. Bila pada Jumat dibersihkan, lalu dilakukan kembali pada minggu selanjutnya, dipastikan jentik-jentik tidak bisa berkembang menjadi nyamuk. Jadi, saat perubahan pada hari ke-9, di hari ke-8 lokasi sudah kembali dibersihkan. ”Ini sekali kayuh lima pulau terlampaui. Bukan hanya Zika, tapi juga DBD (demam berdarah dengue), chikungunya, yellow fever, dan Japanese encephalitis,” kata Subuh. Seluruh virus penyebab penyakit tersebut ditularkan vektor yang sama, yakni nyamuk Aedes aegypti.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan terus berkoordinasi dengan Kemenkes untuk memonitor persebaran virus Zika. ”Yang perlu diperhatikan adalah entry point antara Singapura dan Indonesia tak hanya di Jakarta. Titik-titik ini harus dilengkapi alat-alat deteksi bagi penumpang yang masuk dari Singapura ke Indonesia,” tuturnya.
Retno mengatakan bahwa pihaknya juga berkoordinasi dalam pengeluaran peringatan perjalanan. Dalam kasus tersebut, peringatan itu berupa health advisory yang merupakan kewenangan Kemenkes. ”Untuk satu WNI di Singapura yang katanya terjangkit Zika, masih belum kami konfirmasi. KBRI Singapura masih mengupayakan konfirmasi terkait informasi tersebut,” jelasnya. (nit/mia/bil/c9/ca/rie)