Proyek Merah Putih PLTA Poso, Tempat Insinyur Indonesia Membuktikan Diri

Kebutuhan akan pembangkit listrik masih begitu tinggi. Tapi, teknologi di sektor itu masih didominasi ahli dari luar negeri. Achmad Kalla dan tim ingin membalik anggapan tersebut di PLTA Poso. Tertatih-tatih pada awal, kini mereka telah merambah proyek lanjutan.

 JUNEKA SUBAIHUL MUFID, Poso

LELAKI itu berdiri di depan pos. Dari bangunan yang mirip poskamling tak berdinding tersebut, pria yang mengenakan topi proyek warna putih itu bisa melihat pekerja di lembah. Mereka menanam bahan peledak untuk meruntuhkan bukit berbatu. Pekerja lainnya mengeruk dan meratakan tanah dengan backhoe.

Para pekerja tersebut hendak membuat bendungan untuk menampung sebagian aliran air yang berhulu di Danau Poso. Bendungan jadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

”Ini sudah setahun. Agustus tahun lalu start kerja. Juli tahun depan ditarget selesai,” ujar Achmad Kalla, pria tersebut. Sore itu (15/8) dia mengecek perkembangan terbaru proyek tersebut. Dia berbincang dengan beberapa rekan kerja dan para insinyur. ”Loncatnya jauh ya,” celetuk Achmad.

Achmad begitu antusias menceritakan ”loncatan” itu. Dia masih ingat betul, pembangunan PLTA Poso tersebut awalnya hanya bermodal nekat. Tak ada satu pun (dia dan para insinyur) yang punya pengalaman membuat PLTA. Sama sekali. Bahkan, ada yang belum pernah sekali pun melihat PLTA. ”Teman-teman yang lain jangan tanya? Baru tamat sekolah (kuliah, Red),” ujar dia, lantas tersenyum. Para engineer lainnya menimpali dengan tawa.

Yang sedang dia pantau sore itu adalah pembangunan PLTA Poso 1. Proyek itu bakal menghasilkan listrik 2 x 30 mw. Pembangkit tersebut bagian dari tiga proyek yang sedang dikembangkan PT Poso Energy.

Yang telah jadi dan beroperasi adalah PLTA Poso 2 yang berkapasitas 3 x 65 mw. Itulah yang menjadi kawah candradimuka Achmad dan insinyur lainnya dalam menguasai teknologi PLTA. Pembangunannya memakan waktu tujuh tahun. Loncatan itulah salah satu yang Achmad maksud. Dari tujuh tahun membangun PLTA Poso 2 menjadi hanya dua tahun untuk membangun PLTA Poso 1.

Tinggalkan Balasan