Menanti Kembalinya Persebaya, si Pengerek “Rating” Kompetisi

Sekretaris Sriwijaya FC Achmad Haris membenarkan. Menurutnya, daya tarik Persebaya sangat ampuh menarik penonton untuk datang ke stadion.

”Setiap bermain lawan Persebaya, rating pertandingan kami (yang ditayangkan televisi) selalu tinggi. Jadi, hadirnya Persebaya membawa banyak dampak positif bagi industri sepak bola tanah air,” kata Haris.

Tak hanya berdampak positif bagi tim lain, kembali berkompetisinya Persebaya juga akan ikut mengatrol roda perekonomian masyarakat sekitarnya. Hasan memberi contoh, kalau sekitar 20 ribu suporter Green Force membelanjakan Rp 150 ribu saja untuk membeli jersey asli dalam semusim, sudah Rp 3 miliar terkumpul.

Itu baru satu merchandise. Dan, mengandaikan hanya 20 ribu suporter yang rela membelanjakan uang. Padahal, Gelora Bung Tomo, kandang baru Persebaya, saja bisa menampung sekitar 50 ribu orang.

Direktur Pengembangan Usaha dan Bisnis PT Persebaya Indonesia (PT PI) Kardi Suwito juga menekankan pentingnya kedisiplinan suporter dalam membeli tiket. ”Kalau memang Persebaya adalah tim kesayangan, harusnya mereka juga rela untuk mengeluarkan uang demi tiket,” katanya.

Tentu saja semua itu baru bisa terjadi jika hak berkompetisi Persebaya telah dipulihkan pada 17 Oktober nanti. Sekitar dua bulan lagi. Tapi, bahkan Ketua Jakmania Richard Ahmad Supriyanto mengaku sudah tak sabar lagi menunggu duel Persija melawan Persebaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

“Nama besar, suporter yang masif dan loyal adalah komponen penting dari sebuah tim modern saat ini. Dan, Persebaya punya itu. Jadi, kembalinya mereka akan jadi berita bagus buat sepak bola nasional,” katanya. (ben/io/ttg/nit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan