SELAIN bermusik dan berkebudayaan, seniman sekaligus pengusaha Setiawan Djody menekuni hobi yang dilakoninya sejak kecil.
Yaitu, memancing ikan. Bukan hanya di tanah air, tokoh kelahiran Solo, 13 Maret 1949, itu termasuk yang beruntung pernah merasakan sejumlah spot memancing terkenal di dunia. ”Meski sekarang sebenarnya sudah jarang, mungkin kalau jadi, ada rencana Agustus nanti (2016),” tutur Djody akhir pekan lalu.
Hobi tersebut memang tidak dilakukan secara intens seperti sebelum 2006. Saat itu dia divonis menderita sirosis, kerusakan hati, dan harus menjalani operasi ganti hati. Pasca dioperasi, selama sekitar tiga tahun, dia dibatasi terkena panas. ”Setelah itu sih, sudah bisa mancing lagi meski tidak sesering dulu,” jelasnya.
Minat memancing Djody muncul sejak SMP. Kala itu dia paling sering mancing di Kali Code, Jogja. Hobi menangkap ikan dengan kail tersebut tidak berhenti saat dia hijrah ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan. Memancing di Long Island hingga Alaska pernah dilakoninya dalam kurun waktu itu.
Pengalaman memancingnya semakin bertambah saat dia sudah terjun di dunia bisnis. Di sela aktivitas bisnisnya, kegiatan memancing kerap diselipkan. Dia bahkan pernah merasakan sensasi memancing di kota pelabuhan terbesar di Rusia, Vladivostok. Termasuk memancing ikan black marlin di Australia. (dyn/c20/agm/rie)