Warga KPAD Blokir Jalan Tolak Pengosongan

bandungekspres.co.id, GEGER KALONG – Warga Komplek Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Geger Kalong dibantu LSM membuat pagar betis di pintu keluar maupun masuk sebagai bentuk penolakan rencana pengosongan 39 rumah di komplek tersebut oleh Kodam III Siliwangi. Gerbang tersebut ditutup dengan menggunakan tumpukan puluhan karung dengan dilapisi kawat berduri. Selain itu, sepanjang tengah jalan menuju pintu masuk disimpan puluhan ban bekas yang sudah disiram dengan bensin.

Rahman,45, salah seorang warga KPAD mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecwaan serta perlawanan warga terhadap keputusan Kodam III Siliwangi yang akan melakukan pengosongan ke 39 rumah dinas yang sudah dihuni warga puluhan tahun lalu. Karena menurutnya, rumah tersebut merupakan hasil perjuangan orang tuanya yang saat itu masih menjadi prajurit dan membantu kemerdekaan bangsa ini.

”Kami ini anak pejuang yang sudah membela bangsa. Oleh karena itu wajar kalau kami mengisi rumah ini yang merupakan peninggalan orang tua kami,” kata dia kepada wartawan di Komplek KPAD Geger Kalong kemarin (19/7).

Menanggapi hal tersebut, Kapendam III/Siliwangi Letkol Arh M.D Ariyanto mengungkapkan, pihaknya bersikukuh pada keputusan yang sudah ditetepkan. Di mana akan tetap melakukan proses penertiban dan pengosongan ke 39 rumah dinas tersebut. Namun demikian, mengenai waktu kapan penertiban dilakukan, pihaknya masih menunggu waktu yang tepat. ”Pengosongan tetap akan dilakukan tapi waktunya masih belum kami tentukan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ariyanto menjelaskan, hal untuk menghindari adanya bentrokan fisik antara petugas dan penghuni komplek KPAD. Untuk itu, pihaknya akan menunggu beberapa hari agar saat penertiban tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Dalam waktu dekat pengosongan ini kemungkinan akan dilakukan,” jelasnya.

Sementara Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI) Irvansah menyayangkan pendataan warga KPAD oleh personel Kodam menenteng senjata lengkap. Menurut Ivan, warga KPAD bukanlah teroris. ”Kita bukan teroris, kita adalah anak dari para pejuang di pemberantasan Kartosuwiryo yang tinggal di sini karena sesuai dengan kebijakan dari gaji rapel selama dua tahun belum dibayar,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan