Bisa Saksikan ”Tiga Dara” yang Ngetop 60 Tahun Silam

Merestorasi film klasik barangkali lebih terlihat seperti proyek idealis ketimbang komersial. Namun, bicara soal industri film, tentu segala aspek harus dipertimbangkan. Terlebih, proyek itu memakan biaya yang tidak sedikit, mencapai kurang lebih Rp 3 miliar. Yoki menuturkan, harapan utamanya adalah menggerakkan banyak orang untuk menonton Tiga Dara di bioskop. ”Kami tidak berharap untung besar. Menutup biaya produksi saja sudah sangat bagus,” ujarnya. Yang lebih utama, bisa memotivasi pihak-pihak lain yang juga concern pada film klasik untuk ikut melakukan restorasi aset film budaya bangsa kita.

Yoki mengakui sulitnya menggandeng sponsor untuk proyek restorasi itu. ”Kami mengerti, orang belum cukup yakin film ini akan diterima kembali setelah 60 tahun. Kedua, mereka juga tidak yakin anak Indonesia bisa merestorasi dengan kualitas istimewa,” paparnya. Nah, pemasalahan selanjutnya yang krusial, bagaimana membangkitkan animo generasi sekarang agar tertarik untuk menonton film klasik yang jadul, hitam putih, dan tanpa special effect. ”Bagaimana agar penonton muda merasa related dengan filmnya,” ucap Yoki.

Karena itu, dibuatlah Ini Kisah Tiga Dara, versi 2016 dari film Tiga Dara. ”Film itu bukan remake, namun terinspirasi dari Tiga Dara sebagai bridging untuk generasi sekarang,” papar Yoki, yang mengenal Tiga Dara dari sang nenek. Ini Kisah Tiga Dara digarap oleh SA Films bekerja sama dengan Kalyana Shira Film. Film tersebut disutradarai Nia Dinata serta dibintangi Tara Basro, Shanty Paredes, serta Tatjana Akman. Film itu dijadwalkan tayang pada 1 September 2016.

Adapun penayangan hasil restorasi Tiga Dara mulai 11 Agustus di bioskop-bioskop, berdasar permintaan 21 Cineplex, akan dilakukan dengan cara road show. Kali pertama di Jakarta dan sekitarnya, lalu berlanjut di kota-kota lain. ”Bila respons masyarakat bagus, akan lebih cepat untuk diputar di kota-kota lainnya,” ucap Yoki, yang merupakan alumnus Teknik Elektro Institut Teknologi Indonesia. Ketika diputar pada 1956, Tiga Dara bertahan selama delapan minggu di bioskop-bioskop. Itu merupakan durasi penayangan yang sangat bagus pada masa itu. (*/c11/sof/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan