bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Bupati Bandung Barat Abubakar terpilih sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) masa bakti 2015-2020. Orang nomor satu di Kabupaten Bandung Barat ini akan membidangi sektor pertanian, pariwisata, budaya, serta energi dan mineral. ’’Tentu dengan adanya kepercayaan yang diamanatkan kepada saya menduduki posisi wakil ketua umum Apkasi, harus dijaga dan menjadi bahan sharing dengan kabupaten lain di Indonesia. Apa yang menjadi keberhasilan Kabupaten Bandung Barat di sektor pertanian, pariwisata, budaya, energi, dan mineral akan kita tarik ke tingkat nasional,” kata Abubakar, di Ngamprah, kemarin.
Menurutnya, Apkasi merupakan wadah diskusi bagi seluruh bupati. Tak hanya itu, melalui Apkasi tugas-tugas bupati bisa menjadi ringan melalui sharing atau berbagi pendapat karena memiliki masalah yang hampir sama. ’’Apkasi itu dilahirkan oleh para bupati di seluruh Indonesia. Organisasi ini sebagai tempat berkumpulnya kepala daerah dalam mengembangkan ide atu gagasan-gagasan dan kondisi objekttif di daerah,” tuturnya.
Mengenai program yang akan didorong dan dikembangkan melalui Apkasi ini, Abubakar menjelaskan, hal terpenting adalah bagaimana para bupati bisa meningkatkan potensi-potensi di daerahnya dengan melakukan berbagai promosi daerah. ’’Potensi yang ada di daerahnya harus diangkat ke tingkat nasional, bahkan sampai ke internasional,” ujarnya.
Dia mencontohkan, Pemkab Bandung Barat menjadikan sektor pariwwisata program unggulan. Pasalnya, memiliki potensi keragaman objek wisata seperti destinasi maupun minat khusus. ’’Yang kita sedang coba angkat adalah sektor pariwisata. Jadi, tugas kita pemerintah daerah agar Kabupaten Bandung barat bisa unggul dalam pariwisata salah satunya meningkatkan infrastruktur pendukungnya, supaya wisatawan menemukan kenyamanan dan keamanan selama berkunjung,’’ paparnya.
Sementara di sektor pertanian, Kabupaten Bandung barat sejak tahun 2009 sudah mencapai swasembada berkelanjutan. Dijelaskannya, swasembada berkelanjutan itu karena sampai sekarang masih dapat memertahankannya. Pada tahun 2009 produksi padi sawah dan ladang mencapai 43.847 ton, tahun 2010 sebanyak 46.915 ton, tahun 2011 sebanyak 38.983 ton, tahun 2012 sebanyak 39.322 ton, tahun 2013 sebanyak 41.631 ton, dan tahun 2014 naik menjadi 42.999 ton.
Menurutnya, upaya yang sedang dan terus dilakukan pemerintah daerah dalam upaya pengamanan peningkatan produksi dan produktivitas pangan, khususnya padi melalui alokasi anggaran APBD yang terus ditingkatkan, memobilisasi Brigade Proteksi Tanaman Pangan, memobilisasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), dan mengaktifkan posko P2BN dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa, sampai kelompok tani. ’’Pemerintah senantiasa prioritaskan berbagai program yang mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas padi, baik secara ekstensifikasi dan intensifikasi melalui peningkatan produktivitas lahan dengan penggunaan benih unggul, serta budidaya dan pasca panen yang baik. Tentu produktivitasnya untuk masyarakat juga,’’ tandasnya. (drx/vil)