Kisah Kepulangan Korban Tragedi Mina Hajah Culan

”Selamat pagi, Bu. Saya Nimat dari rumah sakit di Jeddah. Kita mau pergi ke Jakarta, bertemu dengan bapak dan anak. Kita di kapal terbang. Saya bicara sedikit-sedikit, tapi insya Allah Ibu ngerti,” ujarnya saat diminta mengulang perkataan ke Culan selama penerbangan.

Kata-katanya dan rekaman surah tersebut diakui Nimat sangat membantu. Meski tak bisa mengeluarkan senyuman, binaran mata Culan berubah drastis. Seakan dia tahu akan bertemu dengan keluarga. ”Jujur, saya menganggap orang Indonesia sebagai saudara jauh. Dan Hajah Culan sudah saya anggap bibi saya sendiri. Saya harap dia bisa cepat sembuh saat sudah dekat dengan keluarga.”

Tentu saja semua itu juga tak akan terjadi jika tidak disertai penjagaan medis yang baik. Menurut Nimat, pesawat yang mengangkut Culan merupakan salah satu ambulans udara tercanggih di dunia. Awak-awak medis yang menemani dia pun sangat cakap. Mulai dokter ICU Ayman, perawat ICU Adillah, sampai paramedis Omeral Harbi.

Nimat mengaku sangat bangga menjadi perwakilan dari pemerintah Saudi untuk memulangkan Culan. ”Saya berterima kasih kepada Raja Salman bin Abdulaziz yang memang memprioritaskan kesehatan para peserta haji. Sebab, peserta haji adalah tamu Tuhan dan kami berusaha melayani sebaik-baiknya tamu itu,” terangnya.

Andy Frenky, anak ketiga Culan, sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Nila Moeloek yang menghubunginya secara personal. Dia merasa teberkati bisa menjadi dekat kembali dengan sang ibu. ”Saya kaget ternyata mama menangis setiap saya dan ayah ngomong. Sampai sekarang di rumah sakit pun reaksinya dengan air mata,” ungkapnya di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Fatmawati Jakarta.

Secara umum, Andy melihat kondisi ibunya membaik. ”Ibu bisa berkomunikasi. Beliau mendengar dan merespons. Hanya tidak bisa berbicara lantaran ventilator yang terpasang di tenggorokannya,” ucap dia.

Kebahagiaan juga dirasakan suami Culan dan putri bungsu mereka, Nelvira Aurria, 23. Keduanya sempat meneteskan air mata saat berada di ICU ruang A1 lantai 4 Gedung Bougenville, Sentra Vaksinasi Haji dan Umrah RSUP Fatmawati.

Begitu pula Ermawati, 54, ibu mertua Andy yang turut rombongan dari Padang menjemput Culan di bandara. ”Yang sabar ya, istigfar,” tutur Ermawati menceritakan apa yang disampaikannya kepada sang besan. Menurut Nelvira, selama ini keluarga di Indonesia tak pernah putus memantau kondisi Culan. ”Biasanya tim KJRI yang menjenguk atau suster dari rumah sakit akan mengabarkan kondisi ibu secara rutin,” ujar Nelvira.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan