bandungekspres.co.id – JAKARTA – Setelah melewati perlambatan ekonomi beberapa tahun belakangan, kini optimisme perbaikan ekonomi kembali muncul. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo adalah salah satu yang paling yakin bahwa tahun ini ekonomi bangkit dari keterpurukan
”Untuk tahun 2016, perekonomian Indonesia diprakirakan tumbuh 5,2-5,6 persen dan terus berada dalam tren yang meningkat dalam jangka menengah,” ujarnya di sela acara peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2015 di Jakarta kemarin. Keyakinan tersebut dilandasi makin solidnya bauran kebijakan moneter, fiskal, dan reformasi struktural. Agus sangat yakin bahwa perekonomian Indonesia ke depan tumbuh dengan lebih kuat dan berkesinambungan.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyampaikan optimisme serupa. ”Optimisme sektor swasta bangkit dengan didorong percepatan anggaran pemerintah sehingga mereka perlu kredit. Dari situ, bank mulai beri kredit,” tuturnya.
Namun, Mirza juga menekankan bahwa Indonesia tidak boleh terlena. Sentimen-sentimen eksternal masih perlu diwaspadai karena memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian dalam negeri. ”Sektor swasta masih menunggu apakah kestabilan ini permanen atau tidak,” ujarnya.
Peringatan agar waspada terhadap faktor eksternal juga disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Dia mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi 2016 diproyeksikan membaik, Indonesia harus mewaspadai pemulihan ekonomi global yang masih lamban. ”Faktor eksternal sulit kita kontrol. Jadi, kita fokus benahi faktor internal.”
Karena itu, reformasi ekonomi melalui deregulasi perizinan terus digalakkan untuk menggenjot investasi yang menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tingginya bunga perbankan yang selama ini menjadi salah satu penghambat ekspansi usaha terus ditekan. ”Target single-digit (suku bunga kredit korporasi, Red) harus terwujud tahun ini,” katanya.
Sebagaimana diketahui, BI memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2016 tumbuh di level 5,2-5,6 persen. Bank Dunia memproyeksikan 5,1 persen dan International Monetary Fund (IMF) hanya 4,9 persen. Sementara itu, pemerintah dalam APBN 2016 maupun rancangan APBN Perubahan 2016 tetap mematok target 5,3 persen. Semuanya lebih tinggi daripada realisasi pertumbuhan ekonomi 2015 yang hanya 4,79 persen.
Optimisme juga datang dari para pelaku bisnis. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani mengakui, sekarang pemerintah terlihat serius menggerakkan ekonomi nasional dan memperkuat industri. ”Hal itu terbukti dari banyaknya paket kebijakan ekonomi,” ujarnya saat ditemui seusai peluncuran buku LPI kemarin.