Aksa 7 Artspedition, Karya Perjalanan Filmmaker Muda untuk Indonesia

Tantangan terbesar yang dihadapi saat pendakian, menurut Rivan, adalah mengalahkan ego diri sendiri. ”Dalam kondisi sangat capek, tetap harus shoot dan fokus pada konten,” lanjutnya.

Sementara itu, tantangan dalam penggarapan film adalah bagaimana mengembalikan mindset bahwa film dokumenter bukan film yang menggurui dan membosankan. Film dokumenter merupakan karya yang lahir dari realitas.

”Dalam 10 atau 20 tahun ke depan, kita tidak tahu wajah Indonesia seperti apa. Ini yang coba kita capture. Ketika ada yang membuat film dokumenter sebenarnya juga sedang merekam sejarah,” papar Anggi.

Aksa 7 ingin menyajikan karya dokumenter yang berunsur edutainment. Menyelipkan edukasi tanpa terkesan menggurui. Ada unsur sosial, budaya, ekonomi, religi, edukasi pendakian, hingga personal journey. Pesan atau kritik pun ditampilkan lewat kritik terhadap diri sendiri. ”Makanan contohnya. Bukan sekadar persoalan makanan, tapi juga sampah. Dalam kondisi lelah, terkadang kita meninggalkannya di gunung,” ujar dia.

Darius yang menjadi ekspeditor tamu di pendakian ke Gunung Binaiya mengakui, pengalaman pendakiannya bersama Aksa 7 memang sangat menguras tenaga. Apalagi, itu untuk kali pertama dia mendaki.

Tapi, di sisi lain, suami presenter Donna Agnesia tersebut juga mengaku mendapat banyak pelajaran setelah selama sepuluh hari menyeberangi sungai, menapaki jalan setapak yang curam, dan merambah puncak. ”Mendaki itu bukan sampai ke puncak, tapi untuk kembali ke rumah dengan selamat,” ucapnya.

Tak hanya memetik pelajaran berharga, Darius juga mengaku sangat bangga bisa ikut ekspedisi bersama Anggi dkk. ”Sebab, spiritnya untuk Indonesia,” lanjut dia.

Untuk pendanaan film tersebut, Aksa 7 melakukan guerilla marketing. Berbagai langkah dilakukan. Mulai mencari sponsor, fundraising, hingga memproduksi kaus dan gelang yang hasil penjualannya digunakan sebagai tambahan modal.

Tapi, tetap saja di hampir tiap pendakian, mereka harus senam jantung karena pendanaan yang masih kurang. Termasuk menjelang ekspedisi ketujuh ke Cartensz. Sejauh ini dana belum lengkap terkumpul.

Bersama Warriors Aksa 7, para pendukung yang men-support ekspedisi itu, mereka terus mengupayakan berbagai cara untuk menutupi kekurangan tersebut. ”Bisa sampai ke titik ini, kurang satu gunung lagi. Bisa sampai sejauh ini pun kami tidak menyangka,” ungkap Anggi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan