Disinggung soal jalannya strategi timnya yang gencar menusuk lewat rusuk kiri, Dejan mengaku, hal itu sebagian dari racikan strategi dia. Sebab, lawan tak mau menyerang secara frontal dan lebih defensif.
”Kita tidak emosional, tapi kita tahu Bali bakal menekan dan babak pertama kita tunggu dan ternyata dia tidak mau keluar terlalu dalam,” paparnya.
Teknis lain, sulitnya mencetak gol itu terjadi karena sebelumnya Bali United pernah melakukan laga ujicoba dengan Maung Bandung. Sedikit banyak, ada yang terbaca. Termasuk karakter bermain para pemain. ”Pasti Bali sudah tahu permainan kita. Makanya, harus ada cara lain,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelatih Bali United Indra Sjafri menilai secara permainan timnya tidak kalah dari Persib. Namun dia merasa perlu mengucapkan selamat kepada lawan yang telah keluar sebagai pemenang.
”Saya mengucapkan selamat kepada persib, yang pada malam ini (kemarin) menang atas kami. Jangan lupa hanya menang skor,” tegas Indra.
Bagi dia, gol yang dihasilkan Tantan tidak perlu terjadi apabila pemainnya bisa konsentrasi dan menjalankan arahannya. Dia sudah menerka, sektor gedor Persib cukup berbahaya.
”Waktu kita meeting, saya bilang hati-hati kepada pemain untuk service. Sebab, Persib punya targetman. Yang saya ingatkan itu yang bobol, harusnya ada pemain di situ,” papar eks pelatih Tim Nasional U-19 ini.
Kegagalan di Piala Bhayangkara ini dia bertekad akan dijadikan pelajaran penting sebelum manggung di Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, April mendatang. Dia yakin, bila kedua tim kembali bertemu Bali United yang akan keluar sebagai pemenang. ”Di sepakbola itu ada faktor keberuntungan, ini kelemahan sepakbola juga. Tentu banyak PR (pekerjaan Rumah, Red) untuk kompetisi,” pungkasnya..
Jalannya pertandingan, Persib mampu menguasai laga dan bermain dengan ball posession tinggi. Di bagian lain, Bali United terlalu berhati-hati dan tampil defensive dan mengandalkan serangan balik.
Di 45 menit pertama, strategi bertahan yang diterapkan Indra Sjafri sempat membuat pemain-pemain Maung Bandung frustasi. Variasi serangan yang dibangun, selalu mentok di kaki pertahanan pemain-pemain Bali United.