Harga BBM Ikuti Minyak Dunia , Bensin Rp 4.800, Solar Rp 3.150

bandungekspres.co.id– Suara agar pemerintah segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai respons melemahnya minyak dunia terus bermunculan. Ditjen Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM mengakui, harga premium dan solar bisa turun jauh. Namun, aturan tidak membolehkan penurunan itu.

Dirjen Migas Wiratmaja Puja menunjukkan simulasi harga dua jenis bahan bakar favorit itu di kantornya kemarin petang. Yang pertama, untuk premium, jika sistem yang dianut pemerintah sepenuhnya mengikuti harga pasar, bensin dengan oktan 88 itu bisa dijual Rp 4.800 per liter.

”Itu harga terendah sejak Januari 2016,” katanya. Artinya, bisa muncul selisih sampai Rp 2.250 per liter dari harga jual saat ini, yakni Rp 7.050 per liter. Sementara itu, solar yang kini dilepas Rp 5.650 per liter seharusnya bisa dijual Rp 3.150 per liter kepada konsumen.

Namun, Wirat menegaskan, pemerintah tidak mengikuti mekanisme pasar sepenuhnya. Ada campur tangan yang membuat sistem perubahan harga BBM dilakukan setiap tiga bulan. Karena itu, harga yang berlaku saat ini tidak akan diubah sampai 1 April.

Dia mengetahui bahwa masyarakat selalu membandingkan dengan harga BBM di Singapura atau Malaysia yang lebih murah. Wirat kembali menyatakan, kondisi demografis dua negara itu berbeda dengan Indonesia. ”Tidak bisa dibandingkan karena mereka mengikuti harga pasar,” jelasnya.

Lebih lanjut Wirat menyatakan, harga yang berlaku sepanjang Januari sampai Maret merupakan cerminan dari harga Oktober sampai Desember 2015. Begitu pula harga baru untuk April sampai Juni nanti berdasar rata-rata Januari hingga Maret. Komposisinya, selain harga minyak dunia, harga BBM dipengaruhi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

”Memang ada positif dan ada negatifnya. Tapi, kita harus konsisten,” jelasnya. Selain itu, keputusan untuk mengubah harga BBM tiap tiga bulan sudah disetujui Komisi VII DPR. Pilihan itu diambil untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia mengklaim, langkah tersebut sudah menunjukkan hasil positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil nomor 3 di dunia setelah India dan Tiongkok. Melalui sistem yang berjalan saat ini, Wirat mengakui bahwa PT Pertamina mendapatkan kelebihan harga jual.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan